Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Marilah Ya Roh Kudus Pimpin GerejaMu

19 Mei 2024   15:12 Diperbarui: 19 Mei 2024   15:39 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

1. Pentakosta dalam Tradisi Yahudi

Kita tentu ingat dengan baik janji Yesus kepada para murid ketika Ia akan terangkat ke Surga. Tinggallah di Yerusalem hingga mereka menerima janji Bapa (Kisah Para Rasul 1:5).

Murid-murid mendengar dan melakukan dengan saksama perintah Yesus itu. Dalam penantian itu, mereka isi dengan berdoa. Mereka bertekun. Mereka tahu bahwa Bapa pasti akan menggenapi janjiNya. 

10 hari setelah Yesus terangkat, janji Bapa itu benar-benar dinyatakan. Kisah Para Rasul 2:1 mencatat bahwa kisah itu terjadi waktu Hari Raya Pentakosta. 

Orang-orang Yahudi merayakan Hari Pentakosta sebagai hari syukur panen. Perayaan ini dilangsungkan selama 50 hari atau tujuh minggu. Pentakosta orang Yahudi itu dimulai sejak musim panen. (Pondaag, 2023 : 88)

Pentakosta merupakan salah satu dari 3 pesta ziarah orang-orang Yahudi. Ketiga pesta ziarah itu yakni Pesta Paskah/Roti Tak Beragi, Pesta Pondok Daun, Pesta Tujuh Minggu/Pentakosta. (Pondaag, 88).

2. Makna Baru Pentakosta : Kekuatan bagi Para Murid Bersaksi

Pencurahan Roh Kudus sebagai penggenapan janji Bapa itu bertepatan dengan Hari Pentakosta Yahudi. 

Penulis menafsir peristiwa ini sebagai titik dimana Bapa mau agar kita mensyukuri karya PenyelamatanNya yang dikerjakan dalam diri Sang Anak. 

Roh Kudus yang dicurahkan itu lalu turun atas masing-masing orang percaya yang ada dalam perayaan Pentakosta kala itu (Kisah 2:3). 

Kehadiran Roh Kudus secara penuh waktu itu juga menjadi titik awal para murid bersaksi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun