Pendidikan adalah proses atau aktivitas fundamental. Pendidikan selalu berusaha masuk untuk menjangkau kehidupan manusia sampai kepada akar-akarnya. (Driyarkara, 2006: 355). Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.
Proses tersebut dengan sendiri menempatkan manusia menjadi sasaran utama di dalam menyebarluaskan pengetahuan. Meski begitu, para pendidik juga harus dimanusiakan
Artinya, pendidik juga harus dibekali dengan kemampuan sumber daya yang memadai. Dalam tahap ini, ada simbiosis mutualisme. Tidak ada yang dikesampingkan. Baik guru, baik murid sama-sama diperhatikan.
Mendidik adalah proses yang berlangsung seumur hidup. Pengetahuan dan ilmu kita terbatas. Bahkan bisa saja usang. Peradaban dari hari ke hari makin maju. Kita tidak bisa diam dan menganggap bahwa ilmu pengetahuan kita sudah mumpuni.
Manusia dari waktu ke waktu harus belajar. Belajar dan mendidik adalah jalan meretas kebodohan sekaligus menempatkan manusia untuk kritis dalam menanggapi berbagai isu kehidupan.
Akan celaka bila manusia tidak mau belajar. Konsekuensinya yakni manusia menjadi fanatik pada hal-hal tertentu karena menganggap bahwa yang ia anut itu adalah kebenaran mutlak.
Pendidikan juga adalah jalan meningkatkan mutu rasio manusia. Segala bentuk pegangan nilai, keputusan selalu dipertimbangkan dengan matang menggunakan rasio.
Tetapi, pendidikan juga adalah upaya mendidik hati. Hati adalah tempat menyimpan pertimbangan. Hati dan otak harus diselaraskan. Ingat kata Yesus, manusia harus "cerdik seperti ular, tulus seperti merpati", Mat. 10:16.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI