Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jumpa Yesus dalam Hidup Sehari-Hari (Yoh. 21:1-14)

6 April 2024   23:21 Diperbarui: 6 April 2024   23:30 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebangkitan Yesus merupakan suatu fakta. Setidaknya melalui kisah penampakan diri Yesus kepada orang-orang tertentu, klaim bahwa mayat Yesus diculik bisa dibantah. Hanya saja, penampakan diri Yesus kepada orang-orang terdekat bisa saja membuat orang meragukan keabsahan kebangkitan Yesus. Mengapa harus orang-orang yang selama ini dekat dengan Yesus? Mengapa bukan kepada masa yang saat itu menyalibkan Yesus? Terhadap hal ini, kita hanya bisa menjawab bahwa penampakan diri Yesus kepada orang-orang terdekat punya maksud pengutusan. Orang-orang yang dekat dengan Yesus (para murid) itu memang sudah dipersiapkan sejak dini oleh Yesus untuk nantinya keluar dan bersaksi bagiNya, pasca Ia bangkit (lihat narasi Yohanes 13 & 14). 

Narasi Yohanes 21:1-14 juga kemudian berkisah tentang warta kebangkitan Yesus. Yesus yang bangkit itu kemudian menampakkan diri kepada ketujuh orang murid-Nya yang ada di Danau Tiberias. Ini menarik bahwa penampakan diri Yesus ini terjadi dalam aktivitas hidup sehari-hari, sebelum para murid dipanggil. Simon beserta 6 orang lainnya mencoba bertahan hidup dengan memilih kembali menjadi nelayan. Hanya saja usaha mereka ini nihil hasilnya. Semalaman suntuk mereka tidak menangkap apa-apa. Bisa dibayangkan bahwa murid-murid pulang dengan kecewa. Bisa jadi kehidupan sehari-hari mereka terancam karena mata pencaharian mereka tidak memberi keuntungan. 

Yesus menghampiri mereka. Waktunya itu ketika hari mulai siang. Tindakan Yesus menghampiri mereka di waktu siang bisa dibaca sebagai momen Yesus masuk dalam dunia sehari-hari yang memang menguras tenaga dan keringat demi mencari berkat. Ada harapan pasca Yesus ada di tengah-tengah mereka meskipun para murid tidak tahu bahwa yang hadir di tengah-tengah mereka adalah Yesus. Mereka baru lekas sadar ketika ada perintah Yesus agar mereka menebarkan jala. Salah satu di antara mereka sadar bahwa itu Yesus. Petrus yang kemudian sadar akan kehadiran Yesus menunjukkan karakter aslinya. Ia terjun ke danau dan setelah itu yang lain mendekat dan melihat bahwa ternyata jala mereka punya hasil. 

Cerita masih berlanjut. Setelah jala penuh melimpah dengan ikan, Yesus mengajak mereka untuk makan dan minum bersama. Ini juga adalah fenomena sehari-hari Yesus bersama para murid. Murid-murid sudah tahu itu Yesus yang hadir. Meski begitu, mereka enggan berkomentar.

Bagi Ridderbos ayat 12-13 punya makna sebagai berikut: "Mengetahui itu Dia, mereka enggan masuk ke dalam misteri kehadirannya.  Namun Yesus "datang" (ayat 13, sekali lagi ini menunjukkan penampakan-Nya) bukan hanya untuk menunjukkan diri-Nya kepada mereka sebagai Yang Hidup, namun berdasarkan realitas baru keberadaan-Nya, untuk melanjutkan persekutuan-Nya dengan mereka sebagai orang-orang yang dipanggil.  dan diutus olehnya dan membuat mereka mendapat bagian dalam pemberian yang dimilikinya sebagai Tuhan yang hidup.  Maka ia mengundang mereka untuk duduk satu meja bersamanya, mengambil roti, dan juga ikan mukjizat, dan memberikannya kepada mereka sebagai bekal dari tanganNya untuk perjalanan yang kini terbentang di hadapan mereka dan sebagai perlengkapan surgawi untuk pelayanan di bumi ke mana Dia telah memanggil mereka dan ke mana Dia telah menentukan mereka untuk bersaksi". (1991:664) 

Murid-murid akan bersaksi tentang Yesus dalam hidup sehari. Kesaksian itu ada dalam persekutuan. Bagaimana nantinya mengelola pelayanan, naik-turunnya iklim partisipasi, menjaga agar kebersamaan yang mengusung konsep bela rasa itu ada juga adalah fenomena sehari-hari. Apa yang Yesus lakukan melalui peristiwa penampakan diriNya sudah menjadi modal bagi para murid untuk berkarya. 

Pada akhirnya, Yesus yang bangkit itu masuk ke dalam realita hidup sehari-hari. Hidup sehari-hari adalah ajang dimana kita bersaksi dan menyatakan kehadiran Allah. Hidup sehari-hari harus dijalani dan dinikmati. Memang nanti akan ada saatnya hidup sehari-hari itu berkisah tentang sukarnya mendapatkan berkat, lelahnya manusia bekerja dan banyak hal lain di dalamnya. Biar pun begitu, Yesus tetap ada dan selalu mendorong kita untuk jangan berhenti berkarya. Ia akan selalu bilang kepada kita, "Hai anak-anak, adakah lauk-pauk?", jika tidak ada, " Tebarkanlah jalamu". Jika hasilnya sudah kita dapat, Ia lantas berkata, "bawalah hasil yang hari ini kamu dapat". Hasil itu akan Ia berkati untuk selanjutnya kita nikmati. Itulah indahnya hidup bersama Yesus. Ia ada dalam seluruh aktivitas sehari-hari. Imanuel

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun