Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mari, Ikutlah Aku

17 Maret 2024   20:52 Diperbarui: 17 Maret 2024   21:00 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pembinaan iman bagi anak-anak Kristen sudah merupakan hal yang lazim. Ada kelas Sekolah Minggu, ada juga kelas katekisasi. Hari ini, beberapa gereja dalam lingkup Gereja Masehi Injili di Timor di wilayah Kota Kupang melangsungkan ibadah peneguhan sidi. Salah satunya GMIT Imanuel Oepura. Ada 106 orang yang diteguhkan menjadi anggota sidi baru. 106 orang ini dari jenjang usia yang berbeda-beda. Ada yang sudah berkeluarga. Tetapi umumnya didominasi oleh para remaja (berusia 15-16 tahun). Mereka berdiri dan berjanji setia. Janjinya pun tidak panjang. Cukuplah berkata, "Ya, saya percaya dan berjanji dengan segenap hati." Ini jawaban yang lahir dari iman. Jawaban untuk setia pada Tuhan. 

Untuk bisa ikrarkan janji ini ada serangkaian proses yang harus dilalui. Salah satunya yakni bersedia untuk mengikuti kelas katekisasi dalam kurun waktu 6-12 bulan. Dalam kelas katekisasi ini akan dibekali dengan pemahaman mendasar tentang pokok iman Kristen. Bagi yang lulus maka ia berhak lanjut ke tahap peneguhan menjadi anggota sidi. Diteguhkannya seseorang menjadi anggota sidi gereja berarti menunjuk pada diterimanya yang bersangkutan menjadi anggota penuh warga Gereja Protestan Indonesia, khususnya GMIT. Di lain pihak, ketika sudah diteguhkan menjadi anggota sidi dengan sendirinya yang bersangkutan diberi keleluasaan untuk ambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Momentum ini menunjuk pada proses dan hak yang didapat setelah sudah menjadi anggota sidi. 

Menjadi anggota sidi berarti menegaskan status seseorang menjadi milik Kristus, sekalian muridNya. Hanya saja untuk menjadi pengikut Kristus tidak gampang. Ada 3 kriteria yang harus dilalui. Perhatikan Matius 16:24. Dalam teks tersebut jelas mengemukakan tiga kriteria dimaksud. 

Pertama, menyangkal diri. Jangan anggap ini sepele. Menjadi pengikut Kristus berarti siap untuk membuang segala nafsu atau kepentingan pribadi dan mendengar sepenuhnya apa yang Kristus mau. Referensi dari spirit ini ada dalam Filipi 2:6-8. 

Kedua, pikul salib. Salib adalah simbol penderitaan. Mengikut Kristus berarti siap untuk menderita. Ini aneh. Orang selalu mendambakan bahagia. Jika ikut Kristus menderita, lebih baik dipikirkan dulu. Biar begitu, jangan buru-buru ambil kesimpulan kerdil seperti ini. Salib selain lambang penderitaan tetapi juga lambang kemenangan. Kristus setia sampai tuntas melaksanakan tugasnya. Ia dimuliakan. Pesannya, jika kita setia pada Salib kita, biar jalannya tertatih tetapi Kristus pasti menolong kita. 

Ketiga, mengikut Dia. Kriteria ketiga ini baru bisa diterima apabila kedua kriteria awal sudah lulus. Dua kriteria awal adalah batu uji untuk memurnikan panggilan kita sebagai pengikut Kristus. Jika sudah lulus ujian itu maka selamatlah kita. Tunggu dulu, jangan cepat senang. Kriteria ketiga ini akan makin berat. Setiap hari kita harus mengikuti Dia. Otomatis kriteria satu dan dua akan tetap ada untuk makin memantapkan status kita sebagai murid yang setia. Berat bukan? Mulai ragu-ragu? Jangan cepat kecut hati. Hidup kan selalu berproses. Itu artinya bahwa kita akan terus berusaha jadi baik. Agar bisa sampai pada puncak kemuliaan, jangan lupa undang Kristus untuk turut serta bersama kita dalam proses itu. Selamat mengikut Dia. Imanuel

Catatan : Disampaikan dalam ibadah syukur sidi a.n Sdri. Gabriella Nguru dan Sdr. Jefri Nguru (Oepura, 17 Maret 2024) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun