Teriak, katakan pada langit, pada hujan yang mengguyuri kita, pada semua orang yang membenci kebersamaan kita. Kita tidak perduli, apakah nenek moyang kita adalah musuh bebuyutan, apakah Tuhan kita sama sekali berbeda, apakah tulang rusuk kita sama, kita tidak perduli nama apa yang ditulis Tuhan di draft jodoh untuk kita, dan kita tidak harus perduli apa kata mereka tentang pasangan sempurna. Teriak, bahwa inilah kita, aku dan kamu yang akan menghabiskan masa bersama, menikmati langit yang akan berganti warna hitam pekat, biru, dan kemudian menjadi jingga, menikmati matahari pagi yang menyelip di sela-sela jendela kamar kita setiap pagi yang membangunkan kita dari malam penuh cinta, berjalan-jalan mengelilingi bumi milik kita yang diciptakan Tuhan, hingga waktu lenyap dan akan membawa kita entah surga atau neraka.
Sedikit kutipan dari cerpen di buku perdana saya "Kertas Bintang"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H