Residence in Nature: Adapting to Environment and Economic Change
Moderator: Muhammad Haikal
Pembicara: Ady Saima
Tanggal Kegiatan: 21 September 2024
Pada tanggal 21 September 2024, dalam sebuah studium generale bertema adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan ekonomi, Ady Saima, seorang relawan dari Komunitas Peduli Ciliwung Kota Bogor, menyampaikan pandangannya. Dipandu oleh moderator Muhammad Haikal, diskusi tersebut membahas secara mendalam berbagai tantangan lingkungan dan bagaimana langkah-langkah konkret bisa diambil untuk menghadapinya.
Tantangan Besar dalam Problematika Lingkungan
Ady Saima menguraikan berbagai problematika lingkungan yang dihadapi dunia saat ini, mulai dari kerusakan yang melanda air (baik sungai maupun laut), udara, hingga kerusakan hutan dan bumi secara keseluruhan. Tantangan ini bukan hanya mengancam kelestarian alam, tetapi juga kesejahteraan hidup manusia yang bergantung padanya. Meskipun sudah ada upaya perbaikan, banyak masalah lingkungan yang belum terselesaikan.
Salah satu isu mendasar yang disoroti adalah peran sungai sebagai sumber kehidupan. Sungai tidak hanya menyediakan air, tetapi juga menjadi bagian penting dari ekosistem yang lebih besar. Namun, berbagai tekanan akibat aktivitas manusia seperti pencemaran, urbanisasi, dan pengelolaan yang buruk membuat sungai-sungai di Indonesia, termasuk Sungai Ciliwung, terancam keberadaannya.
Sungai Ciliwung: Sumber Air yang Terancam
Sungai Ciliwung, yang membentang sepanjang 120 kilometer dengan 60% wilayahnya berada di Jawa Barat, memiliki hulu di kawasan pegunungan antara Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Mata airnya berasal dari Gunung Gede dan Telaga Saat di Gunung Pangrango. Sungai ini merupakan salah satu sumber air utama yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya, namun kondisinya saat ini menunjukkan penurunan kualitas yang signifikan akibat pencemaran dan kerusakan ekosistem.
Ady menegaskan, kerusakan ekosistem sungai seperti Ciliwung berdampak langsung pada kualitas dan ketersediaan air bersih bagi masyarakat. "Sungai bukan hanya aliran air, tetapi juga penggerak kehidupan yang menopang berbagai aspek, dari kebutuhan domestik hingga ekosistem alami. Ketika kita merusak sungai, kita juga merusak fondasi keberlanjutan kehidupan," jelasnya.