Mohon tunggu...
Rolan Sihombing
Rolan Sihombing Mohon Tunggu... profesional -

Kita tidak perlu otak jenius untuk memulai perubahan. Kita hanya perlu hati tulus yang tergerak mengulurkan tangan kepada penderitaan anak-anak bangsa yang tidak seberuntung kita. -www.rolansihombing.wordpress.com-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"John Q:" Kisah Perjuangan Seorang Ayah

20 Januari 2012   01:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:40 3356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa dikatakan, saya mungkin adalah penggemar dan pengoleksi film-film yang inspirasional. Dan dari segelintir film-film yang masuk dalam daftar koleksi saya tersebut, film John Q merupakan salah satu film yang selalu saya tonton berulang-ulang. John Quincy Archibald, yang diperankan dengan apik oleh Denzel Washington, merupakan potret dari rentannya kehidupan pekerja kerah biru. Penghasilan yang pas-pasan, jam kerja yang panjang, minimnya saldo tabungan di bank, serta tidak tersedianya proteksi asuransi kesehatan menjadikan masyarakat golongan ini berpotensi mendadak jatuh miskin ketika salah satu anggota keluarga mereka menderita sakit yang membutuhkan penanganan kesehatan berbiaya tinggi. Itulah awal konflik dalam film John Q. Mike, putra semata wayang John, menderita kelainan jantung dan supaya Mike tetap hidup, tindakan transplatasi jantung harus dilakukan. Itu artinya Mike harus mendapatkan jantung baru dari pendonor supaya ia dapat tetap hidup. Dan tentu saja untuk mendapatkan jantung baru, uang yang harus dikeluarkan tidaklah sedikit. Bahkan sekedar untuk memasukkan nama anaknya dalam daftar penerima donor, John Q harus menyerahkan uang sejumlah 25,000 USD. Jumlah yang sangat besar untuk pekerja pabrikan seperti John. Pahitnya kehidupan semakin dirasa John Q ketika secara sepihak pihak manajemen tempat John bekerja, merubah status John dari pekerja tetap menjadi pekerja paruh waktu yang tentu berimbas pada jaminan asuransi John Q. Seluruh biaya transplatasi jantung Mike harus, ia tanggung. Pula dengan semena-mena tanpa belas kasihan, pihak rumah sakit meminta John Q segera menyediakan biaya perawatan dan transplatasi sebesar 250,000 USD sesegera mungkin. Karena jika dana itu belum tersedia, maka pihak rumah sakit terpaksa memulangkan Mike. Di tengah himpitan dan desakan itulah, akhirnya John Q nekat menyandera Dr. Raymond Turner, ahli jantung yang menangani Mike, bersama-sama dengan seluruh staf dan pasien ruang UGD. John Q yang tidak pernah berbuat kejahatan, dipaksa melakukan tindakan kriminal akibat sistem dan birokrasi rumah sakit yang tidak berpihak pada orang miskin. Tujuan tulisan ini tidak untuk mengkritisi jaminan penyediaan kesehatan bagi orang miskin, walaupun harus diakui menjadi orang miskin di Indonesia artinya tidak akan pernah dapat memiliki perawatan yang terbaik. Bahkan rumah sakit yang tadinya didirikan di atas filosofi belas kasihan, lambat laun berubah menjadi monster kejam berbajukan kapitalisme yang hanya berpihak pada masyarakat kelas atas. Tetapi memang harus mulai dipikirkan bagaimana agar masyarakat miskin dapat memiliki hak yang sama dengan masyarakat kaya. Karena penyakit tidak kenal golongan sosial-meski segelintir dokter dan rumah sakit memberikan perlakuan yang berbeda berdasarkan tebal tipisnya kantong pasien-dan tidak mungkin bagi orang miskin hanya mendapatkan perawatan berlandaskan iman, alias didoakan penyakitnya dan ditengking setan di balik penyakitnya supaya sembuh. Saya mengagumi film ini dan bahkan menulis tentang film ini karena penggambaran sosok ayah yang mau melakukan apa pun untuk anaknya. Bahkan demi kesembuhan Mike, John Q bersedia menyerahkan jantungnya sendiri. Dan sesaat sebelum John Q menembak dirinya sendiri, ia menghampiri Mike yang sudah semakin lemah terbaring, dan memberikan nasehat terakhir dari seorang ayah. Berikut nasehatnya. #You always listen to your mother. You understand? Do what she tells you to do. She’s your best friend. You tell her you love her every day. #You’re too young for girls right now, but… there’s going to come a time. When it does, you treat them like princesses. ‘Cause that’s what they are. #When you say you’re going to do something… When you say you’re going to do something, you do it. Because your word is your bond, son. It’s all you have. #And money. You make money if you get a chance, even if you got to sell out once in a while. Make as much money as you can. Don’t be stupid like your father. Everything is so much easier with money, son. #Don’t smoke. #Be kind to people. When somebody chooses you… We talked about this. You stand up. You be a man. #You stay away from the bad things, son, please. Don’t get caught up in the bad things. There’s so many great things out there for you. #I’ll never leave you. I’m always with you. Right there. I love you, son#

Untuk seseorang yang pernah menangis kepada Tuhan agar penyakit anaknya pindah kepadanya. Untuk seseorang yang bersusah payah menggendong anaknya yang sudah jauh lebih besar darinya saat anaknya tak bisa berjalan. Untuk seseorang yang selalu mengatakan betapa bangganya dia menjadi ayah bagi anaknya. Untuk Bapak, pahlawanku. Anakmu ingin menangis di pelukanmu sekarang...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun