Mohon tunggu...
Roland Arthur Budhimulja
Roland Arthur Budhimulja Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMA Kolese Kanisius

Our scars can destroy us, even after the physical wounds have healed. But if we survive them, they can transform us. They can give us the power to endure, and the strength to fight.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Angkutan Umum di Jakarta: Busway dan KRL Menuju Perubahan

24 November 2024   20:48 Diperbarui: 24 November 2024   20:59 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Busway di DKI Jakarta (Sumber: Kompas.com) 

Transportasi umum menjadi tulang punggung mobilitas Jakarta, kota yang terus berkembang dengan tantangan kemacetan, polusi, dan kesenjangan akses. Angkutan umum bukan hanya soal kemudahan bertransportasi, tetapi juga solusi untuk mendorong perubahan ke arah kota yang lebih ramah lingkungan dan lebih adil bagi seluruh warganya. Di tengah upaya Jakarta untuk memperbaiki wajah transportasi umum, busway TransJakarta dan KRL Commuter Line hadir sebagai dua moda yang membawa perubahan besar. Meski begitu, apakah dua sistem ini cukup untuk membuat masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi? 

Transformasi Besar yang Membanggakan

Pada awal 2024, jumlah penumpang angkutan umum Jakarta mencapai angka fantastis, yakni 34 juta orang dalam sebulan. TransJakarta, dengan 30,9 juta penumpang, tetap menjadi primadona di kota ini. KRL Commuter Line juga menunjukkan peningkatan signifikan, dengan lebih dari 1 juta pengguna setiap hari. Pemerintah DKI Jakarta terus berkomitmen dengan berbagai proyek ambisius, seperti penambahan armada bus listrik TransJakarta yang lebih ramah lingkungan dan perluasan jalur KRL untuk menampung lebih banyak penumpang. Selain itu, pengembangan fasilitas halte dan stasiun juga terus dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna. 

Kebijakan pemerintah juga semakin mendukung penggunaan transportasi umum. Kebijakan ganjil-genap yang diterapkan untuk membatasi kendaraan pribadi di jam-jam sibuk diharapkan dapat mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum. Selain itu, rencana penerapan sistem jalan berbayar elektronik (ERP) di sejumlah titik strategis juga bertujuan mengurangi volume kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan. Kebijakan ini semakin relevan mengingat Jakarta terus mengalami peningkatan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang ada.

Kenyataan Tak Selalu Semanis Harapan

Namun, meskipun ada berbagai perkembangan positif, tantangan besar tetap ada. Salah satunya adalah integrasi antar moda transportasi. Bagi banyak warga Jakarta yang tinggal di pinggiran kota seperti Bekasi, Tangerang, atau Depok, akses ke sistem angkutan umum belum sepenuhnya mudah dan terjangkau. KRL memang menjadi andalan bagi banyak pekerja, namun tidak semua wilayah Jakarta memiliki akses langsung ke stasiun-stasiun KRL yang terhubung dengan pusat kota. Begitu pula dengan TransJakarta, meski luas, namun belum dapat menjangkau semua area dengan baik.

Selain itu, meskipun busway dan KRL semakin populer, kenyamanan dan keandalan transportasi ini tetap menjadi masalah. Banyak pengguna mengeluhkan waktu tunggu yang lama, terutama saat jam sibuk. Sementara itu, keamanan dan kebersihan di dalam bus atau kereta juga menjadi hal yang sering dipertanyakan. Oleh karena itu, pengembangan infrastruktur transportasi bukanlah satu-satunya faktor, tetapi peningkatan kualitas layanan juga harus menjadi fokus utama.

Melangkah Menuju Masa Depan

Meski begitu, Jakarta masih memiliki peluang besar untuk terus maju menuju kota dengan sistem transportasi umum yang lebih baik. Pemerintah harus memastikan bahwa perbaikan dan perluasan sistem busway dan KRL terus dilakukan. Penambahan armada bus TransJakarta dan ekspansi jalur KRL menjadi langkah yang tepat untuk mengakomodasi penumpang yang terus meningkat. Selain itu, pengembangan sistem tiket terintegrasi yang memungkinkan pengguna untuk berpindah moda dengan mudah juga sangat penting agar perjalanan lebih efisien.

Penting juga bagi pemerintah untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan dalam menggunakan angkutan umum. Kebersihan, ketepatan waktu, serta ketersediaan fasilitas seperti ruang tunggu yang nyaman dan aman, harus menjadi prioritas. Tak kalah penting, edukasi masyarakat tentang manfaat menggunakan angkutan umum juga perlu ditingkatkan. Kampanye yang lebih kreatif dan informasi yang jelas tentang cara penggunaan transportasi umum akan membuat lebih banyak orang beralih dari kendaraan pribadi.

Jakarta: Inspirasi Mobilitas Masa Depan

Dengan langkah-langkah yang tepat, Jakarta berpotensi menjadi kota dengan sistem transportasi umum terbaik di Indonesia, bahkan bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain di dunia. Dengan angkutan umum yang lebih baik, Jakarta tidak hanya bisa mengurangi kemacetan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih hijau, udara yang lebih bersih, dan mobilitas yang lebih adil. Transportasi umum yang terintegrasi dengan baik akan membuka aksesibilitas bagi semua lapisan masyarakat, tidak hanya mereka yang berada di pusat kota, tetapi juga mereka yang tinggal di pinggiran.

Pemerintah harus tetap berkomitmen menjaga tarif angkutan umum agar tetap terjangkau dan mudah diakses oleh seluruh kalangan. Keberhasilan sistem transportasi umum bukan hanya terletak pada infrastruktur, tetapi juga pada penggunaan yang konsisten dan dukungan dari masyarakat. Dengan semua upaya ini, tidak mustahil jika suatu saat kendaraan pribadi hanya menjadi pilihan kedua di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun