[caption id="attachment_198786" align="aligncenter" width="432" caption="Berebana (facebook.com)"][/caption]
Di tengah riuh ramainya bumi Indonesia dengan persoalan-persoalan di segala lini kehidupan, muncullah sosok Habib Syekh “the Contender” yang datang menandingi (melawan) dengan “Gerakan Salawat”-nya.
“Rasul adalah orang yang paling bahagia jika umatnya bisa bahagia. Salawat kepada Nabi bisa disuarakan dalam kondisi apapun, bahkan saat harus berjuang menegakkan kebenaran”, kata Mahfud MD dalam Pengajian Akbar IPHI bersama Habib Syekh yang dihadiri ribuan umat muslim di Lap. Kota Barat, Solo (7/4/2012)
Orang boleh jadi belum mengenal Habib Syekh, tapi cepat atau lambat, Sang Habib akan segera datang menyapa dengan lantunan suara salawat yang begitu merdu, tentu beserta dengan ribuan lebih jamaah setia yang sudah lebih dulu “akrab” dengannya.
Suaranya yang berat, berwibawa lagi khas tidak hanya “menyihir” (menghipnotis) ribuan jamaah, tapi juga “menghentak” para kawula muda yang biasanya dengan berpakaian putih-putih mendatangi pengajian. Mereka berarak-arakan mengibarkan bendera layaknya sebuah konvoi. Tidak sembarang bendera, tapi bertuliskan “Syekher Mania”, dan juga bendera-bendera lain yang berkibar mendampingi seperti bendera “Slankers” dan supporter bola tertentu.
(Sumber Screen Shot: id.wikipedia.org/habib)
Siapa Sang Habib Itu?
Perjalanan hidup Habib kelahiran Solo, 20 September 1961, ini cukup berliku. Beliau pernah jaya sebagai pedagang tapi kemudian bangkrut. Di saat sulit itu, justru Sang Habib tampil melakukan dakwah menggunakan “kereta angin” ke pelosok-pelosok untuk melaksanakan tugas dari sang guru, almarhum Habib Anis bin Alwi Alhabsyi, imam masjid Riyadh, Gurawan, Solo.
Pada saat itu Habib Syekh bin Abdul Qadir Asseggaf juga sering diejek sebagai orang yang tidak punya pekerjaan dan habib jadi-jadian. Namun Habib Syekh tidak pernah marah atau mendendam kepada orang yang mengejeknya. Justru sebaliknya, beliau tetap tersenyum dan terkadang berderma (memberi sesuatu) kepada orang tersebut.
Meski berdakwah dalam kondisi yang serba “pas-pasan”, tidak jarang Sang Habib pun tetap mengusahakan membawa nasi bungkus, untuk dibagi-bagikan kepada jamaahnya di pelosok-pelosok kampung. Taklimnya saat awal-awal adalah dari kampung ke kampung di seputaran Solo dan Jawa Tengah, serta terkadang juga diselenggarakan di daerah Kebagusan.
Kini dakwah Sang Habib tidak hanya bisa dinikmati oleh segelintir penduduk kampung saja, tapi sudah meluas ke berbagai daerah di tanah air dan bahkan di luar negeri. Tembang-tembang sholawatnya pun telah beredar luas di dunia maya dan siap untuk diunduh, termasuk NSP (Nada Sambung Pribadi)-nya.
[caption id="attachment_198788" align="aligncenter" width="300" caption="Tarian (harianjogja.com)"]
Syi’ir Jawa, Sholawat Khas Sang Habib Yang “Menyihir”
Selain mencipta sendiri, Habib Syekh juga membawakan (mempopulerkan) kembali qashidah lama yang dikemas sedemikian rupa iramanya sehingga barang “lama” (tradisional) itupun seakan menjadi “baru” dan lebih menggoda telinga (indah) untuk terus mendengarnya, seperti yang berikut ini. (Satu lagi, Sholawat Syiir Jawa “Padang Bulan”, di bagian akhir tulisan ini).
Sholli wasallim daa iman alah mada Sholli wasallim daa iman alah mada Wal ali wal ashaa biman qod wah hada Wal ali wal ashaa biman qod wah hada Eman lo wong Islam, ninggal Sholat wengi Sak ben dalu turu, ora gelem tangi Sholat wengi ngono, disenengi Gusti Sopo gelem nyuwun, pasti di paringi Sholat limang waktu, ayo podo njogo Jama’ah nang masjid, bareng sak kluwargo Ganjarane slawe, celengan suwargo Malah biso dadi, pitu likur ugo Yen Sholat kesusu, ora biso pernah Rukuk lan sujude, ditoto sing genah Sing khusyu’ lan khudhur, ugo tumakninah Ngerteni sing wajib, lan ngerti sing sunah Yen rumongso sugih, itungen donyone Bagiane Zakat, ojo dilalekne Dulur karo tonggo, sing podo miskine kabeh podo nunggu, zakat bagiane Yen karo tonggone, Sing apik atine Yen kahanan longgar, mikiro butuhe Sajak perlu utang, enggal di peringne Nanging ojo nganti, njaluk anak ane Ayo do ngurangi, nonton televisi Timbang nonton TV, luweh becik ngaji “Ahbaabul Musthofa” wadah kanggo ngaji Kumpul poro Habaib lan poro Kyai Eman lo wong ngaji, campur lanang wadon Campur lanang wadon, lamun dudu mahrom Biso biso malah, nglakoni sing harom Ilmu gak manfa’at, rusak malah klakon Lanang karo wadon, manggon sepi sepi Nyanding senggal senggol koyok kebo sapi Ngunu kuwi duso, nurut poro nabi Ojo di terusno, yen durung di rabi
SUMBER (KLIPING BERITA ONLINE)
1.Sekilas Biografi Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf (1/9/08).
2.Pertama Kali, Maulid Nabi Bergema di UGM (12/4/09).
3.AMIKOM Bershalawat, Bersama Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf (19/11/09).
4.Amikom Bershalawat, Ribuan Muslim Hadir (16/10/10).
5.FESTIVAL HADRAH 2011. SOLO BERSHALAWAT…! (29/6/11)
6.PENGAJIAN AKBAR IPHI Dihadiri Ribuan Umat Muslim (7/4/2012).
7.Warga Kendal Khusyuk Bersalawat (2/5/12).
9."SINGAPORE BERSHOLAWAT" WITH HABIB SYEKH AA (MASJID AN NAHDHOH) (1/7/12)
JEJARING SOSIAL PENCINTA (JAMAAT) HABIB SYEKH
1.SYEKHER MANIA CLUB (PECINTA HABIB SYEKH BIN AA). 38.962 suka · 2.116 membicarakan ini.
2.AHBAABUL MUSTHOFA PUSAT. 7.735 suka · 287 membicarakan ini.
3.Sholawatan Bareng Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf. 5.286 suka · 1.595 membicarakan ini.
4.SYEKHER MANIA (PECINTA HABIB SYEKH AA). 1.081 suka · 682 membicarakan ini.
CATATAN-CATATAN SANG HABIB
1.Do'a & Dawuh AL-HABIB SYEKH ASSEGGAF di " HARI RAYA IEDUL ADHA 1430 H" (27 November 2009).
2.News min Habib Syekh Assegaf: 'INDAH PADA WAKTUNYA...' (28 November 2009).
3."LAA TAHZAN INNALLAHA MA'ANAA... " By Habib Syekh AA (17 Desember 2009).
4."Aku dimakamkan hari ini..." (Suatu Renungan Oleh: Habib Syekh AA) (8 Januari 2011).
** PADANG BULAN **
[Allohumma Sholli wa Sallim 'alaa sayyidinaa wa maulanaa Muhammadin] 2X ['Adada maa fii 'ilmillahi Sholatan daaimatan bidawaami mulkillaahi] 2X
[Padang bulan, padange koyo rino. Rembulane sing ngawe-awe] 2X Ngelengake, ojo turu sore. [E... Kene tak critani, kanggo sebo mengko sore] 2X
[Lamun wong tuwo, Lamun wong tuwo keliru mimpine Ngalamat bakal, Ngalamat bakal getun mburine] 2X Wong tuwo loro, kundur ing ngarso pengeran [Anak putune, rame rame rebutan warisan] 2X
[Wong tuwa loro, ing njero kubur anyandang susah Sebab mirsani, putera puterine ora ngibadah (dho pecah belah)] 2X Kang den arep-arep, yoiku turune rahmat [Jebul kang teka - Jebul kang teka, nambahi fitnah] 2X