Mohon tunggu...
Rokhimi 18
Rokhimi 18 Mohon Tunggu... -

apa adanya,,,,, g sombong,,,,,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadikan Siswa Albert Einsten Masa Kini? Why Not!

19 Desember 2011   04:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:04 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Albert Einsten, siapa yang tidak mengenal tokoh ini. Kita semua pasti mengenal tokoh ini, ya walaupun belum pernah bertemu secara langsung tapi kita mengenal tokoh ini lewat karya dan kehebatannya. Tokoh ini merupakan salah satu tokoh jenius yang pernah dimiliki oleh dunia. Kejeniusannya tersebut diperoleh sebab ia menyadari dan mempergunakan kemampuan otak yang dimilikinya secara maksimal, sehingga ia menjadi tokoh sukses dan menjadi inspirasi banyak orang.

Memiliki anak didik yang bisa sehebat Einstein atau lebih merupakan harapan semua guru dimanapun. Untuk mewujudkannya guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang memaksimalkan kinerja otak siswanya. Untuk mewujudkan pembelajaran yang demikian guru setidaknya mengetahui bagaimana kemampuan otak dalam belajar atau bekerja. Otak merupakan pusat saraf paling utama dari keseluruhan bagian tubuh manusia. Di dalam Otak terdapat system syaraf yaitu neuron. Neuron memiliki tiga komponen penting yaitu dendrite, akson (saluran-saluran penghubung), dan badan sel.

Di dalam otak manusia juga terdapat 2 belahan otak, yaitu otak kiri dan otak kanan. Belahan otak kanan berhubungan erat dengan proses penyimpanan informasi tentang gambar, imajinasi, warna, ritme dan ruang. Sedangkan belahan otak kiri berperan dalam kegiatan motorik yaitu berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian dan matematika. Nah guru dalam pembelajaransetidaknya harus bisa menyeimbangkan kinerja kedua belahan otak tersebut.

Penyeimbangan kerja belahan otak kanan dan otak kiri pada intinya adalahmemberdayakan kedua belahan ini dalam melakukan suatu tindakan, contohnya menciptakan aktifitas belajar pada siswa yang diiringi olehpenciptaan kondisi yang membuat siswa bisa merasa nyaman, rileks ( pemberdayaan otak kanan). Atau dapat dikatakan guru dalam proses pembelajaran menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, contohnya kegiatan belajar sambil mendengarkan musik. Karena dalam aktivitas belajar memanfaatkan otak kiri sedangkanuntuk mendengarkan musik memberdayakan otak kanan. Melalui penyeimbangan ini siswa tidak akan merasa cepat stress, bosan dalam melakukan setiap kegiatan.

Selain menciptakan kegiatan yang menyeimbangkan kinerja otak kanan dan kiri guru juga perlu memahami tahapan pembelajaran seperti apa yang bisa sesuai dengan kinerja otak. Tahapan pertama yaitu prapemaparan, kegiatan pemberian stimulus sebelum dimulainya kegiatan pembelajaran. Selanjutnya akuisisi tahap penciptaan koneksi yang tergantung pada pengetahuan siswa sebelumnya. Siswa yang memiliki pengalaman yang banyak akan lebih mudah belajar. Oleh karena itu tugas guru menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa. Ketiga Elaborasi, yang dalam pembelajaran dapat berupa diskusi kelompok, menganalisis masalah sampai pemecahan masalah tersebut. Keempat formasi memori, kegiatan pembelajaran yang berfungsi untuk semakin menguatkan apa yang telah dipelajari pada beberapa hari yang lalu masih tetap ada di hari berikutnya (meningkatkan daya ingat siswa). Terakhir yaitu integrasi fungsional, merupakan kegiatan penggunaan pembelajaran baru yang semakin meningkatkan konsentrasi siswa.

Jadi penting bagi guru untuk memanfaatkan dan menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri dalam proses pembelajaran. Selain itu penting pula bagi guru untuk memasukkan tahapan kegiatan seperti yang telah disebutkan diatas sebab tahapan tersebut sesuai dengan kinerja otak. Apabila semua itu terwujud bukan hal yang tidakmungkin bagi guru untuk dapat menjadikan para peserta didikya menjadi Einstein masa kini atau bahkan lebih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun