Indonesia saat ini telah memasuki era normal yang baru pasca menyebarnya virus Covid-19. Beberapa wilayah di Indonesia telah menerapkan sistem PPKM level 2 dan 1 yang mana mobilitas masyarakat telah dilonggarkan, salah satunya adalah di bidang pendidikan.
Di UIN Walisongo Semarang, pembelajaran tatap muka sudah dilaksanakan sejak tanggal 11 Oktober 2021, namun dalam penerapannya masih dilaksanakan dengan batasan-batasan tertentu guna mencegah terjadinya penyebaran kasus positif Covid-19 di lingkungan kampus.
Adapun pembatasan tersebut adalah pelaksanaan pembelajaran tatap muka di berlakukan untuk mahasiswa semester 1 dan 3 dengan kapasitas 50%, sedangkan sebagian lainnya tetap melaksanakan kuliah secara daring.
Walau sudah diperbolehkan melakukan pembelajaran secara tatap muka, namun protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan harus tetap diterapkan, bahkan mahasiswa dan dosen yang hendak mengikuti kuliah tatap muka harus sudah divaksinasi terlebih dahulu.
Sejauh ini tidak ditemukan dampak negatif seperti lonjakan kasus positif Covid-19 yang tajam setelah penerapan pembelajaran tatap muka khususnya di UIN Walisongo Semarang. Hal ini dikarenakan para dosen dan mahasiswa tetap patuh pada protokol kesehatan yang diberlakukan di kampus.
"Alhamdulillah berjalan dengan kondusif (kuliah tatap muka), dan peserta tetap jaga jarak dan memakai masker" tutur Fadhilah Nurrochmah, salah satu mahasiswi semester 1 FITK.
Adanya pembelajaran sistem tatap muka lebih efektif dalam hal pemahaman materi bagi mayoritas mahasiswa, namun ternyata terdapat beberapa kendala bagi beberapa mahasiswa, yaitu kurang jelasnya suara pemateri di kelas bagi mahasiswa yang mengikuti kuliah online.
"Menurut saya pembelajaran tatap muka lebih efektif karena lebih bisa memahami pelajaran dibanding dengan kuliah online. Akan tetapi terkendala bagi yang online jika tatap muka dibagi menjadi 2 sesi, karena terkadang yang online, suara dari dosen saat menjelaskan tidak terdengar jelas" sambung Fadhilah.
Atas adanya kendala-kendala yang dialami oleh para mahasiswa, fadhilah pun menyampaikan harapannya untuk sistem pembelajaran di UIN Walisongo "Harapan kedepannya semua mahasiswa 100% offline, karena dengan begitu mahasiswa bisa mengikuti pembelajaran dan memahaminya dengan baik. Disamping itu juga lebih akrab dengan teman maupun dosen."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H