Turki Utsmani adalah sebuah dinasti yang sangat kuat sepanjang sejarah dinasti islam. Dibawah pimpinah Sultan Mehmet II atau yang sering dikenal dengan sebutan al-Fatih (sang penakluk) Dinasti Turki Utsmani dapat menguasai semenanjung Arab hingga Asia Selatan. Dinasti Turki Utsmani juga telah berkuasa cukup lama, yakni sekitar 625 tahun.
Namun karena faktor-faktor tertentu Dinasti Turki Utsmani pada akhirnya dibubarkan. Sehingga pada 1924, kekhalifahan diganti dengan Republik Turki, di bawah pimpinan Mustafa Kemal. Dari pendirian Republik Turki modern tersebut maka ibukota yang awalnya terletak di Istanbul maka dipindahkan ke Ankara.
Mustafa Kemal atau yang memiliki nama asli Ali Riza oglu Mustafa adalah seorang perwira militer dan negarawan turki yang memimpin revolusi negara turki. Ia merupakan pendiri sekaligus presiden pertama Republik Turki. Karena menjadi pemimpin Republik Turki, Mustafa Kemal diberi gelar Attaturk yang memiliki arti Bapak Turki.
Nama Ataturk merupakan pemberian dari Majelis Agung Turki, yang berarti Bapak NegaraTurki pada 24 November 1934. Mustafa Kemal Ataturk berideologi sekularis dan nasionalis, sekaligus memiliki teori yang dikenal dengan nama Kemalisme, yaitu ideologi pendirian Republik Turki.
Proklamasi kemerdekaan Turki digelorakan pada 29 Oktober 1923, bersamaan dengan diangkatnya Mustafa Kemal sebagai presiden pertama di Turki. Sebagai presiden, Mustafa Kemal memulai program revolusioner di bidang sosial dan reformasi politik untuk memodernisasi Turki. Beberapa kebijakannya termasuk emansipasi untuk perempuan dan penghapusan institusi Islam, serta pengenalan hukum dan budaya Barat.
Adapun ide-ide pemikiran Mustafa Kemal Attaturk terhadap sistem pemerintahan Republik Turki adalah sebagai berikut:
1. Dalam Bidang Politik
Revolusi Mustafa Kemal dalam bidang politik adalah mengubah bentuk Negara dari bentuk khilafah menajadi republik. Selanjutnya dengan alasan fakta sejarah umat Islam, Mustafa Kemal mengusulkan agar dua fungsi yang dipegang Sultan Turki, yaitu fungsi spiritual dan fungsi temporal dipisahkan. Namun pembaruan dalam bentuk negara seperti ini, ditentang oleh mayoritas Islam dengan mempertahankan bentuk khilafah, sedangkan golongan nasionalis menghendaki republik.
Pembaruan berikutnya adalah penghapusan jabatan khalifah, dengan demikian, bahwa gambaran republik Turki ada dualime yang terhapus, tetapi sungguh demikian 'kedaulatan rakyat" belum punya gambaran yang jelas karena dalam konstitusi adalah agama, sedangkan agama yang dimaksud adalah agama Islam. Itu berarti kedaulatan bukan ditangan rakyat tetapi ada pada syari'at. Usaha Mustafa Kemal selanjutnya memasukkan prinsip sekularisme dalam konstitusi pada tahun 1928. Negara tidak lagi berhubungan dengan agama.
2. Dalam Bidang Pendidikan dan Kebudaayaan
