Kemampuan pasukan dan teknologi militer Israel terkenal paling mumpuni dan canggih di Timur Tengah. Namun, setelah tiga hari menyerang Gaza, mengapa "cuma" 100 orang palestina yang gugur? Mestinya kalau militernya hebat bukan saja hanya seratus orang yang meninggal. Semestinya angka tersebut cocok bila serangan hanya terjadi selama satu jam.
Pertanyaan saya di atas terjawab ketika membaca sebuah artikel di Harian Time (bisa dibaca di SINI). Ternyata, dibandingkan pasukan militer di belahan bumi manapun, pasukan Israel bisa dikatakan sangat baik hati. Bayangkan setiap kali hendak melepaskan serangan ke suatu target tertentu, katakanlah sebuah bangunan, pasukan Israel terlebih dahulu memberikan peringatan agar tidak timbul korban sipil. Pertama, berupa pengumuman (calling) dan telepon. Kedua, dengan menjatuhkan semacam bom suara yang tidak berbahaya apa-apa untuk memperingatkan warga sipil agar segera mengosongkan bangunan. Baru sekitar lima belas sampai dua puluh menit setelah itu, dan sering lebih lama dari itu, rudal berhulu ledak kecil diluncurkan. Dikatakan kecil, karena efek ledakannya tidak besar dan hanya merusak bangunan yang ditargetkan tanpa mengganggu bangunan di sekitarnya. Baiklah saya kutip langsung saja:
Compared with any other military, its armed forces take exceptional care to avoid civilian casualties. Israel tries to delay this shift as long as possible. Compared with any other military, its armed forces take exceptional care to avoid civilian casualties.If a house is going to be bombed, a call is placed to it announcing this fact, and explicitly warning civilians to get out. A pilot might also drop a “door-knocker” on the roof — a nonlethal sound bomb also intended to announce an impending attack. The real bomb that’s then loosed on the target is often a munition, sometimes quite small, specifically selected to contain damage to the target and spare the neighbors.
Kalau warga Palestina menaati peringatan tersebut, tentu tidak akan ada korban sipil yang berjatuhan seperti sekarang. Buruknya, Hamas berulang kali, selain beroperasi dari rumah-rumah pribadi warga, juga menyebarkan propaganda lewat selebaran yang memprovokasi warga Palestiana untuk menjadi tameng hidup agar Israel tidak melakukan pemboman.
.... Hamas is promoting civilian deaths in Gaza, not only by operating from private homes but through posters and slogans actually urging people to cluster around targets as human shields. In one instance Tuesday, by numerous accounts local residents ran toward a building that had just received a phoned warning it was about to be bombed, apparently counting on their presence to protect. And it might have worked: an Israeli military spokesman said an effort was made to divert the incoming missile, but it was too late.
Demikianlah salah satu sebab mengapa ada korban sipil di Gaza, dan mengapa "hanya" sedikit korban Palestina yang tewas.
[caption id="attachment_333180" align="aligncenter" width="480" caption="Sumber: kaskus.co.id"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H