Perkembangan teknologi dari masuknya revolusi industri 4.0 hingga saat ini semakin meningkat secara siginifikan. Apalagi dengan adanya wabah COVID-19 yang mengharuskan segala aktivitas dikerjakan di rumah, membuat sebuah peralihan menuju digitalisasi dan berbau teknologi yang lebih merajalela. Contohnya, peralihan para pengguna TV kabel kepada tayangan berbayar yang hanya membutuhkan wifi atau kuota internet, seperti Netflix, WeTv, Disney Hotstar, dsb. Selain itu, juga adanya peningkatan pengguna online shop tanpa harus datang langsung ke toko, dan bahkan pendidikan pun dapat dilaksanakan tanpa harus bertatap muka.
Hal ini merupakan sebuah peningkatan yang positif, namun di sisi lain, perusahaan juga harus turut melakukan perubahan sesuai dengan permintaan masyarakat. Disinilah, pentingnya transformasi sebuah organisasi adaptif yang mengikuti setiap pergeseran atau perubahan yang terjadi dalam peradaban manusia.
Renald Kasali menjelaskan bahwa shifting tidak hanya pergeseran dari offline menjadi online, namun perubahan situasi yang disebabkan oleh adanya disrupsi teknologi. Disrupsi teknologi mengakibatkan shifting yang akan terus terjadi di masa depan. Beberapa teori yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa tren kebutuhan masyarakat di masa depan dan terjadi secara holistik, di antaranya yaitu informasi dan pembelajaran, lingkungan yang sehat, interaksi sosial, kehidupan bekerja, kesehatan, keamanan dan privasi, hiburan, dan transaksi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tentu akan semakin menuntut sebuah perusahaan berinteraksi dengan teknologi dan informasi yang semakin canggih sesuai dengan permintaan masyarakat.
Dalam hal inilah, perubahan organisasi tradisional menjadi organisasi digital sangat diperlukan. Organisasi digital merupakan model bisnis baru yang menggunakan ICT (Information Communication and Technology) sebagai penyelesaian satu atau lebih tujuan bisnis. ICT dapat dikatakan sebagai alat dalam menonggak sebuah perusahaan (organisasi) dalam meningkatkan pencapaian yang maksimal di era disrupsi teknologi saat ini. Adapun manfaat ICT dalam bisnis, diantaranya yaitu memperbaiki produktivitas, menekan biaya, mengembangkan aplikasi strategi baru, dan sebagainya.
Apabila Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai seputar organisasi digital, bisa Anda dapatkan dalam buku “Organisasi Adaptif di Era Digital”. Buku yang ditulis oleh H. Slamet ini telah mengupas secara menyeluruh mengenai metode transformasi digital (ICT) secara detail. Anda tidak hanya mendapatkan wawasan mengenai transformasi organisasi digital, namun juga ekonomi digital yang dapat menjadi modal awal dalam mengembangkan bisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H