Pengaturan sistem sekolah dalam skema new normal dalam rangka mengukur seberapa siap sekolah dalam menjalankan protokol kesehatan.
Beberapa pekan lalu saat new normal digagas oleh pemerintah, sektor ekonomi khususnya mendapatkan porsi lebih besar karena berhubungan dengan perbaikan ekonomi Indonesi, pariwisata pun demikian.
Sektor pendidikan juga turut menjadi sorotan, karena bagaimana pun juga teknologi tak mampi menggantikan peran guru sepenuhnya.Â
Pembahasan new normal dilingkungan pendidikan lebih didominasi para mahasiswa yang keberatan jika harus membayar biaya UKT di masa Perkuliahan Jarak Jauh. Tagar-tagar penurunan UKT berkali-kali menjadi trend.
Terkait masterplan new normal yang digagas oleh pemerintah hendaknya segera direalisasikan oleh kementerian pendidikan karena tahun ajaran baru akan dilaksanakan dalam bulan Juli. Mengingat sudah semakin dekat, jika protokol new normal diterbitkan terlalu mepet dengan ajaran baru, dikhawatirkan sekolah belum siap untuk menjalankan protokol tersebut.
Penerapan new normal di sektor pendidikan bukanlah hal yang mudah, berbeda dengan tempat wisata,mall,masjid,toko,tempat umum ruang publik dll, sekolah ditempati oleh anak-anak yang masih belum mengerti sepenuhnya bahaya penyebaran covid19.
Bahkan diberbagai media saat pemerhati anak  maupun KPAI dimintai pendapat mereka menyarankan agar sekolah masuk pada awal tahun 2021 atau menunggu sampai pandemi covid19 ini berakhir. Alasanya tentu keselamatan anak adalah nomor satu.
Dalam sebuah telewicara di acara tv KPAI menyampaikan hasil survei tentang respon Orang tua, siswa dan Guru dalam menyambut new normal menunjukkan bahwa lebih dari 50% orang tua khawatir akan keselamatan anaknya selama pandemi covid19 jika anaknya masuk sekolah, kemudian respon guru dan siswa sama menunjukkan bahwa mereka ingin segera masuk sekolah.
Dari survei tersebut kita bisa tahu bahwa guru dan siswa sudah sama-sama ingin segera beraktivitas lagi. Namun orang tua masih khawatir. Mayoritas siswa setuju masuk sekolah. Namun, sebagian besar orang tua tidak setuju sekolah dibuka tanggal 13 Juni 2020.
Sebagian besar anak setuju sekolah dibuka karena kemungkinan mereka sudah jenuh belajar dari rumah. Ini mengkonfirmasikan bahwa data survei PJJ KPAI beberapa waktu lalu yang menunjukkan siswa mengalami kejenuhan selama PJJ dan bahkan siswa berpendapat lebih senang belajar di sekolah.
Ungkap Komisioner Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Retno Listyarti yang menginisiasi penyusunan angket yang berisi 10 pertanyaan terkait rencana sekolah dibuka jelang penerapan new normal.