Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mendengarkan/mengetahui informasi tidaklah utuh, namun berlagak sudah memahami secara keseluruhan.
Ada sebuah pepatah mandarin yang mengatakan "hu lun tun zao" (menelan buah kurma bulat-bulat) kalimat ini digunakan untuk mengungkapkan kondisi dimana seseorang menelan informasi tanpa mencernanya/membaca secara keseluruhan tanpa memahaminya.Â
Sudut pandang orang lain dapat kita jadikan sebagai referensi,akan tetapi kita tidak bisa mengadopsinya secara keseluruhan,perlu adanya pengalaman pribadi untuk mencari informasi itu sendiri dan tidak buru-buru membuat kesimpulan.
Pernyataan Presiden Joko Widodo soal mudik berbeda dari pulang kampung menimbulkan banyak cibiran dari netizen, bermunculan meme mudik vs pulang kampung di medsos. Agar tidak buru-buru ikut mencibir, saya mencoba mencerna baik-baik penjelasan Pak Jokowi kala sedang telewicara dengan Najwa shihab.Â
Yang pertama saya lakukan adalah melihat video full version tayangan mata najwa, saat mbak Nana bertanya, "mengapa pemerintah tak melarang masyarakat mudik sejak penetapan tanggap darurat Covid-19 sehingga mata rantai penularan ke daerah bisa terputus sejak awal?"
Di situlah mulai Pak Jokowi mencoba menjelaskan: "Kalau itu bukan mudik. Itu namanya pulang kampung. Memang bekerja di Jabodetabek, di sini sudah tidak ada pekerjaan, ya mereka pulang. Karena anak istrinya ada di kampung, jadi mereka pulang."
Mbak Nana yang memang kritis ini mengejar penjelasan lagi, seolah ingin lebih detail soal pulang kampung dengan mudik. Pak Jokowi masih terlihat santai untuk menjawab kemudian dia menambahkan: "Ya kalau mudik itu di hari Lebaran-nya. Beda. Untuk merayakan Idul Fitri. Kalau yang namanya pulang kampung itu yang bekerja di Jakarta, tetapi anak istrinya ada di kampung"
Saya mulai mencerna penjelasan tersebut, langkah selanjutnya saya baca pengertian mudik dan pulang kampung, memang iya tidak beda. Lantas, apakah cukup sampai di sini saya berkesimpulan bahwa apa yang dikatakan pak Jokowi itu blunder?
Saya masih mencari sumber lain barang kali, para buzzer dan "musuh" Pak Jokowi sedang menggoreng pernyataan beda antar mudik dan pulang kampung. Saat mencari di mbah google saya fokus mencari pendapat para ahli minimal akamedisi. Bukan, nyinyiran politisi, para penulis yang sedang "aji mumpung" membuat konten dari blunder ini.
Saya menemukan sebuah berita dengan judul "Jokowi Bedakan Mudik dan Pulang Kampung, Ini Tanggapan Sosiolog" yang ditulis oleh Dian erika nuhraheny di laman kompas.com yang mewawancari seorang sosiolog Universitas Indonesia Pak Imam Prasodjo yang memberi tangapan bahwa: