Senin, 25 November kemarin merupakan hari yang membahagiakan bagi seluruh insan pendidik di seluruh Indonesia. Guru-guru diberbagai pelosok negeri mendapat apresiasi, mendapat karangan bunga, ucapan dan nyanyian sebagai wujud perayaan hari guru nasioanal.
Perayaan hari guru itu juga sampai terdengar ke telinga kami para pendidik di pelosok negeri, perayaan itu cukup meriah dengan karangan bunga dan iringan nyanyian himne guru cukup membuat kami terharu.
Euforia hari guru nasional akhir-akhir ini memang cukup viral, adanya alat komunikasi yang multi fungsi memudahkan siapa saja untuk menyebarkan berita, ntah kisah haru guru maupun kejadian-kejadian lain yang berhubungan dengan hari guru nasional kali ini.
Bahkan dalam blog kompasiana label guru tak tanggung-tanggung banyaknya dan sempat menguasai label kompasiana selama 3 hari lamanya. Mulai dari #guru #harigurunasional #hariguru2019 #nadiemmakarim #pidatonadiem semuanya mengisi label kompasiana.
Nadiem makarim efek juga cukup tinggi, sejak ia ditunjuk sebagai menteri pendidikan menggantikan Muhajir Efendy, nama nadiem sering muncul pada kolom analisis dan headline-headline media masa.Â
Begitu juga pada blog kompasiana. Mulai dari tenaga pendidik dosen, guru, praktisi pendidikan semua menulis tentang Nadiem Makarim. Seolah semua kebijakan pendidikan ada ditangan Nadiem.Â
Ada yang mengkritisi pidatonya, kebijakannya selalu ditunggu bahkan yang paling sering saya lihat adalah curhatan para guru yang telah bertahun-tahun menggeluti dunia pendidikan.
"Aji mumpung"Â ini kebetulan entah tidak dengan hari guru nasonal tanggal 25 November kemarin, mumpung baru kerja dan dilantik para penulis seperti ingin mencurahkan segala unek-unek dan keresahannya. Ibarat anak kos yang sudah lama merantau Nadiem adalah bapak-bapak tempat curhatan pemuda pesakitan.Â
Sebagai pembaca kita tidak tahu bagaimana kehidupan asli penulis, bisa saja ada sedikit bumbu agar opini  menarik pembaca. Anggap saja clickbait dan thumbnail dalam video youtube, penulis juga sering menemuinya dalam sebuah artikel kompasiana.
Nampaknya hari guru adalah momentum untuk berekspresi dalam bentuk tulisan sekaligus mencurahkan segala kebobrokan dalam dunia pendidikan. Itu yang bisa dilihat oleh pembaca maupun pengguna media sosial di dunia maya.