Mohon tunggu...
Roisul
Roisul Mohon Tunggu... Guru - Kunjungi tulisan saya yang lain di roisulhaq.blogspot.com saat ini sedang menjadi Guru demi mendidik, mencerdaskan anak bangsa.

Menulis tak harus menunggu galau~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merawat Sejarah Peradaban Manusia

26 Oktober 2019   19:51 Diperbarui: 26 Oktober 2019   19:57 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya manusia adalah pembelajar sejati, tidaklah salah bahwa manusia adalah mahluk paling sempurna dibanding mahluk lainnya yang diciptakan oleh tuhan, anda semua tentu masih ingat pelajaran Sejarah kala masih di bangku sekolah. Dimana ada sebuah teori yang mengatakan bahwa manusia adalah evolusi dari semacam kera dan teori ini familier dengan sebutan teori Evolusi Charles Darwin. Memang benar adanya teori ini telah disanggah oleh banyak ilmuan namun setidaknya dengan pandangan bahwa manusia berasal dari kera telah mendorong peradaban manusia untuk mengembangkan anugerah terbaik yang diberika oleh tuhan (baca: Otak) agar digunakan untuk berfikir dan turut serta masuk dalam alam pikiran dan menemukan banyak temuan terkait manusia.
Saat banyak orang mulai ikut berfikir untuk mencari tahu berasal dari mana manusia? Siapa orang pertama yang hidup di bumi? Pada tahun berapa bumi ini mulai dihuni manusia? Dan beberapa pertanyaan lain yang tak akan pernah usai untuk diperdebatkan. Belum lagi bila mengaitkan sejarah dengan agama, misal mana yang lebih dahulu menghuni bumi nabi Adam ataukah manusia purba? Tentu akan sulit dijawab karena sulit untuk mengumpulkan bukti karena ilmu pengetahuan belum begitu berkembang dimasa lalu.
Ilmu pengetahuan secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memahami atau mengetahui tentang segala sesuatu. Ilmu pengetahuan dapat mempermudah kehidupan manusia, dengan adanya ilmu pengetahuan kita bisa mempelajari peristiwa-peristiwa dimasa lalu yang tidak bisa kita alami sendiri. Dengan ilmu pengetahuan manusia juga bisa belajar dari peristiwa masa lalu bahwasanya manusia pada jaman prasejarah telah menciptakan banyak teknologi yang sampai saat ini kita nikmati, alat-alat dapur yang ditemukan pada masa prasejarah tenyata sampai sekarang masih digunakan, cobek misalnya. Yang demikian ini disebut ilmu sejarah.
Kata sejarah secara etomologi berasal dari Bahasa arab syajaroh yang artinya pohon. Lalu apa hubungan sejarah denan pohon? Ketika itu ada kebiasaan orang untuk menyusun silsilah keluarga, kalau sekarang orang membuat peta konsep (mindmapping) yang berisi silsilah keluarga yang disusun secara berurutan menyerupai ranting pohon.
Manusia dan sejarah adalah dua hal yang saling terkait, peradaban manusia yang berkembang pesat sampai saat ini, tidak akan mungkin terekam tanpa ada ilmu sejarah, mengingat ruang lingkup sejarah bahwa sejarah sebagai peristiwa yang dapat diambil sisi edukatifnya dan sebagai sumber inspirasi. 

Manusia memiliki peran yang penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah tokoh utama dalam peristiwa sejarah. Sejarah adalah perwujudan gambaran tentang cara manusia bertahan hidup menggunakan akalnya. Dari situlah kemudian muncul pikiran-pikiran baru yang lebih mempermudah kehidupan manusia. Gagasan-gagasan baru muncul karena interaksi manusia dengan kehidupan yang dialaminya.

Ruang dan waktu dalam sejarah
Manusia mengalami tahapan-tahapan dalam kehidupan. Tahapan kehidupan itu menunjukkan bahwa ada sesuatu yang berjalan secara continue dalam kehidupan. Continuitas itu terjadi karena dalam kehidupannya manusia terikat oleh ruang dan waktu. Masa lampau akan menentukan masa kini, dan masa kini akan menentukan masa yang akan mendatang. Simpulannya, bahwa ilmu sejarah tidak hanya bicara masa lampau, sejarah pada dasarnya berbicara kehidupan manusia beserta ruang dan waktu yang mengiringi kehidupan manusia.

Marilah kita bersama-sama merawat sejarah peradaban manusia dengan rajin-rajin untuk menulis. karena menulis itu mengabadikan moment bukan sekedar merekam moment, karena tulisan tak lekang oleh ruang dan waktu.
Salam literasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun