Seperti yang sudah penulis kutip di atas bahwa dari track recordnya Nadiem memang tidak banyak berkutat di dunia pendidikan, sehingga banyak orang yang pesimis dan menilai pak Nadiem tidak cukup kompeten dan kredibel menyandang jabatan ini, namun penulis punya pandangan sedikit berbeda terkait hal ini.Â
Seperti yang kita ketahui bersama pak Nadiem adalah seorang penggiat bisnis IT, Pertama Pak Nadiem jelas beliau tahu dan paham tentang  bug, tau gimana seharusnya aplikasi itu berjalan, Bug secara umum bisa diartikan sebagai serangga.
Akan tetapi, jika dimaknai dalam sebuah program, bug merupakan error yang terjadi pada source code yang membuat output menjadi tidak sesuai dengan yang diingkan. Kedua pengertian ini memiliki sifat yang sama yaitu mengganggu serta berpotensi mengakibatkan kerugian yang besar.Â
Jadi kemungkinan aplikasi-aplikasi  yang sudah di implementasikan di dunia pendidikan saat ini akan di buang terus ganti baru, atau di upgrade semaksimal mungkin, aplikasi dapodik sekarang ini  bener-benar menjadi momok seperti aplikasi nilai, e-raport dsb,  akan di maksimalkan dan berputar 360 derajat jadi aplikasi yang benar-benar membantu penggiat di dunia pendidikanÂ
Kedua, memangkas birokrasi pendidikan yang kurang efektif, karena programmer tidak suka yang ribet, analoginya jika 1 + 1 bisa dihitung secara sederhana kenapa harus di pangkat kuadrat limit dan diintegralkan untuk menjadi nilai 2. Artinya akan ada sektor-sektor yang akan dihilangkan dalam dunia pendidikan.
Mengutip apa yang dikatakan Menkeu dalam  program Pathway for Prosperity: Commission on Technology and Inclusive Development di Nairobi Innovation Space iHub, Kenya, Bahwa "perkembangan teknologi terkadang mampu menghambat pemberantasan kemiskinan dengan menghilangkan beberapa pekerjaan.
Namun demikian, teknologi baru juga bisa menghasilkan rencana alternatif untuk pertumbuhan inklusif." Pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan yang akan menciptakan dan memperluas kesempatan ekonomi, serta memastikan akses yang lebih luas kepada semua lapisan masyarakat dalam hal ini khususnya di dunia pendidikan.
Ketiga, Mengubah budaya bekerja, tidak banyak yang ingin penulis jabarkan pada poin ini yang terpenting adalah semboyan perubahan budaya kerja Kemdikbud "Tanggap Dalam Melayani, Berjuang Meraih Prestasi" benar-benar akan terwujud dengan harapan pak Nadiem dapat bekerja sesuai dengan tagline Go-Jek semangat baru! #pastiadajalan.Â
Pada akhirnya semua beban tidak mungkin dipikul oleh bapak Nadiem Makarim sendiri, jalas sudah menjadi tugas semua lapisan masyarakat dan jajaran kementerian pendidikan serta bapak presiden untuk mengemban misi memajukan pendidikan yang ada di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI