Mohon tunggu...
Ich
Ich Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Laju Deforestasi di Indonesia Melampaui Brazil

1 Juli 2015   13:29 Diperbarui: 1 Juli 2015   13:29 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia kehilangan 840.000 hektar hutan pada tahun 2012 sedangkan Brazil 460.000 hektar. Menurut mantan kepala dari pengumpulan data kehutanan, laporan mengenai berapa banyak hutan hujan primer di Indonesia yang ditebang masih sangat kurang.PBB telah menyatakan bahwa negara dengan bentangan terbesar ketiga hutan tropis setelah Amazon dan Kongo ini kehilangan 310,00 hektar semua hutannya tahun antara tahun 2000 dan 2005, kemudian meningkat menjadi 690.000 hektar per tahun antara 2006-2010. Tingkat yang tepat dari deforestasi Indonesia bervariasi dengan angka yang berbeda yang dikutip oleh para peneliti dan pemerintah, tapi sebuah studi baru yang mengklaim sebagai yang paling komprehensif, menunjukkan bahwa hampir dua kali lebih banyak hutan primer ditebang seperti di Brasil.

Belinda Arunarwati Margono, yang bertanggung jawab atas pengumpulan data Kementerian Kehutanan Indonesia selama tujuh tahun dan sekarang diperbantukan di South Dakota University, menghitung bahwa hektar tambahan hampir 1juta dari hutan primer mungkin telah ditebang dalam 12 tahun terakhir dari yang dicatat resmi. Dalam tulisan di jurnal Nature Climate Change diterbitkan pada hari Minggu, Margano mengatakan kerugian hutan primer mencapai 6.02juta hektar antara tahun 2000 dan 2012, meningkat sekitar 47.600 hektar per tahun dari waktu ke waktu ini. Karena perkiraan sebelumnya kehilangan hutan telah memasukkan pembukaan perkebunan pulp dan perkebunan kelapa sawit kerugian nyata dari hutan primer sampai sekarang telah disamarkan. Pada tahun 2012, ia menghitung, Indonesia kehilangan 840.000 hektar hutan primer, dibandingkan dengan brazil sekitar 460.000 hektar, meskipun hutan menjadi sekitar seperempat ukuran Amazon.

 

Angka-angka baru yang signifikan karena Indonesia merupakan produsen terbesar ketiga di dunia gas rumah kaca setelah Cina dan Amerika Serikat, dengan 85% dari emisi yang berasal dari perusakan hutan dan degradasi. Hutan primer adalah tempat penyimpan karbon terbesar di atas tanah di dunia. Margano mengatakan bahwa perbedaan antara angka tersebut karena masalah teknis dan birokrasi di Indonesia dan informasi yang lebih baik mulai tersedia. Menurut Margono, pemerintah tidak bisa berbagi data sepenuhnya karena undang-undang. Tidak ada transparansi. Tapi angka-angka ini berpotensi memalukan karena mereka menunjukkan bahwa 2011 moratorium pemberian izin baru untuk pembukaan atau penebangan hutan primer dan lahan gambut yang kaya karbon bisa menjadi pemacu deforestasi. Margono dan co-penulis Matius Hansen mengatakan data baru menunjukkan bahwa kerugian tambahan deforestasi sebagian besar datang dari penebangan hutan primer di lahan basah dan di daerah yang dilindungi pemerintah.

Sumber Jurnal: Margono, Belinda A. Primary forest cover loss in Indonesia over 2000–2012. Nature Climate Change.2014

http://dx.doi.org/10.1038/nclimate2277

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun