Mohon tunggu...
Ich
Ich Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terhenti dan Tersesat

31 Januari 2016   00:16 Diperbarui: 31 Januari 2016   00:50 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kini Terhenti dalam kebingungan
Dalam segala sesat yang kulakukan
Tak perhatikan dengan detil sangat
Tapi hanya dengan rasa hati sesaat

Dan ketika banyak kegilaan yang tercipta
Namun tak pernah sampai pada nuraninya
Sering ku terpikir dalam tenang
Apakah akan menang saat melawan api
Atau akan kalah dan menjadi abu

Dan..
Bagaimana jika akhirnya semut tak pernah mendatangi gula?
Bagaimana jika asaku lenyap dalam ketenangannya?

Sudahlah dipikir nanti saja…
Bergerak lagi saja…
Apapun yang diusahakan tak pernah sia-sia

Sangat sulit kupikir memang
Namun tak ada yang bisa menolak
Ketika Dia berkehendak
-RM

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun