Mohon tunggu...
Rois Latif
Rois Latif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Santri untuk bangsa santri mendunia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kampanye, Ajang Silaturahmi Politik

30 Desember 2023   13:16 Diperbarui: 30 Desember 2023   14:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang identik dengan pesta demokrasi adalah kampanye. Melalui kampanye orang mencari, suara, merebutkan kursi, memperlihatkan wajahnnya, juga gagasannya. Kampannye di Indonesia diwarnai dengan aneka ragam suasana. Ada yang konvoi, bagi bagi amplop dan kaos, jalan sehat bersama, dan mimbar bebas. Hal itu tentu baik dan menarik perhatian Negara lain. Di Eropa kampannye dibatasi, sedangkan di negara otokrasi kampannye dilarang, begitu pula di negara monarki, kampannye menimbulkan perpecah belahan. Lebih mengerikan lagi di benua amerika kampannye adalah ajang menjatuhkan lawan.

Namun tidak demikian di Indonesia. Kampannye adalah jalan berdakwah kebangsaan, silaturahmi umat antar agama, maupun menanamkan Aqidah Pancasila melalui ide dan gagasan yang dibawa oleh calon pemimpin. Dengan begitu kampannye melahirkan wawasan bukan sekedar asumsi, membangun persatuan tidak dengan saling menjatuhkan, menanamkan perdamaian dengan perbedaan politik dan golongan, dan tidak memecah belah.

Kampanye berasal dari bahasa latin ckampanye yang artinya lapangan. Dalam bahasa inggris disebut Campaign. Kampanye adalah Upaya untuk mempromosikan suatu tujuan tertentu untuk khalayak umum. Politik identic dengan kampanye. Dalam politik tentu tidak luput dari kalimat bagaimana mencapai tujuan tertentu berdasar kehendak dan kesepakatan bersama. Maka dari itu kampanye memiliki peran sebagai Upaya untuk mencari dukungan untuk tujuan tertentu.

Sejak zaman Yunani kuno, kampanye telah popular untuk ajang kontestasi politik tepatnya di kota Athena. Kota Athena waktu itu sebagai pusat peradaban maju berbagai bidang keilmuan, salah satunya adalah politik. Aristotels adalah tokohnya, Kampanye itu lalu berkembang menjadi modern pada abad ke- 18 pada masa revolusi Amerika. Lalu berkembang pada abad ke- 19. Amerika memiliki hajat pertama kali yaitu pemilihan presiden Amerika menuju nagara demokrasi. Kampanye di Amerika diwarnai dengan propaganda politik menjelang perang dunia. Dan tentu hal demikian sangat disayangkan, karena banyak yang dirugikan. Itu yang menjadi Pelajaran bagi Indonesia yang pertama menyelenggarakan pesta demokrasi pada tahun 1999.

Kampanye tentu harus memiliki etika dan moral yang baik. Tidak dengan aksi anarkis, hingga menimbulkan korban jiwa baik peserta pemilu maupun pihak lain. Hal demikian tidak patut untuk menjadi contoh. Pada pasal 2 PKPU 15/2023 prinsip kampanye adalah, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, kepentingan umum, terbuka, proporsional, professional, akuntabel, efektif, dan efisien. Melalui prinsip demikian untuk memastikan bahwa kampanye berlangsung secara adil, jujur dan demokratis. Sehingga diharapkan kedepanya bisa meningkatkan nilai demokrasi di Indonesia

Jika tidak demikian, maka dipastikan pemilu menimbulkan polemic yang tidak pasti dimasyarakat. Ada yang mengatakan terdapat kecuranga, ketidak adilan, dan ketimpangan social. Bahkan bisa menimbulkan perpecahan dikalangan Masyarakat yang berbeda. Seperti pada peristiwa sebelumnya, kampanye diwarnai dengan saling menjatuhkan lawan, tidak menghargai perbedaan hingga menimbulkan beberapa kubu yang menganggap dirinya adalah benar, begitu sebaliknya. Namun begitu negara tentu harus memastikan bahwa kampanye berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.

Begitu pula dalam dunia Pendidikan, kampanye merupakan ajang Pendidikan moral selain di bangku sekolahan dan perkuliahan. Pendidikan yang arahnya adalah politik, kebangsaan, visi, misi dan program untuk Indonesia kedepan. Pendidikan yang baik, tidak dengan saling provokasi satu dengan yang lain, atau menyerang lawan dengan kekerasan maupun perkataan yang tidak baik tentu tidak demikian. Dalam kampanye ada dialog, bertukar fikiran, pandangan, dan tanya jawab seputar isu. Dengan demikian maka kampanye bisa dihasilkan manfaatnya, selain sebagai ajang silaturahmi politik

namun juga mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun moral manusia yang lebih baik. Bukan sekedar mencari citra diri semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun