Mohon tunggu...
Roisa Enfanany
Roisa Enfanany Mohon Tunggu... -

just an ordinary girl

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mampukah Pria Menjadi Sekuat Wanita? (Jika Pasangan Mereka Tak Mampu Menjadi Yang di Harapkan)

16 Mei 2012   01:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:14 1948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin semua orang menganggap pria jauh lebih kuat dibandingkan wanita, karena di era dulu ataupun sekaran wanita dianggap makhluk lemah dan tak berguna. Jangan salah, pernah mendengar ga perbandingan nafsu dan akal manusia? Di sini disebutkan perbandingan nafsu pria wanita 1: 9 yang tentu saja wanita 9 dan pria 1 dan sebaliknya, tetapi jangan memandang sebelah mata perbandingan yang begitu signifikan itu nafsu yang dimiliki wanita bukan harus berarti sex dan egoism semata melainkan perasaan yang kuat dan mendalam yang terjadi di kehidupan nyata pada umumnya. Jangan langsung mencibir jika saya mengatakan bahwa wanita jauh lebih kuat dari pada lelaki hanya karena wanita lebih banyak menangis (cengeng) atau hal-hal lain yang menciri pada seorang wanita, justru karena perasaan unik yang dimiliki wanita itulah yang bisa dikatakan penguatan bagi sang wanita. Pernah terlintas tidak jika anda pria mampu menjalani sebuah hubungan khusus dengan wanita jika hanya bermodal cinta dalam artian wanitamu tidak mempunyai sifat-sifat yang anda inginkan malah justru sebaliknya anda sering merasakan kesal yang mendalam kenapa wanitamu tidak mampu memberikan yang terbaik, pasti anda berusaha untuk mencari cara bagaimana caranya untuk lepas dari dia atau bahkan anda sering menyanyikan lagunya J-Rocks yang berjudul “Lepaskan Diriku” :D saya rasa mayoritas dari pria seperti itu, mereka seringkali tidak berfikir untuk mencari cara bagaimana perbedaan yang signifikan itu bisa tersatukan menjadi sebuah hubungan terindah diantara yang terindah. Dengan begitu bukankah pria yang lebih mengedepankan ego? Dia hanya berfikir bagaimana agar bisa terlepas dan hendak berkeinginan untuk mencari wanita yang dia inginkan, yang sesuai dengan criteria sang pria tanpa memikirkan bagaimana perasaan cinta terbesar dari wanitanya itu, pasti akan lebih sakit.

Bagaimana dengan wanita?

Langsung saja ini tertulis dari perasaan terdalam seorang wanita :

Menangis bukan berarti lemah.

Memang merupakan sebuah kodrat wanita menangis itu adalah jalan untuk menguatkan diri. Tetapi dia begitu menyimpan dan mngukuhkan perasaan terkuatnya dalam hati melalui air mata itu. Sesakit apapun dia setelah menangis pasti butiran-butiran kesedihan sedikit demi sedikit meski hanya sebesar butiran pasir itu akan ikut mengalir bersama keluarnya air mata dari kelopak mata. Jadi kalau pria mau dikatakan lebih kuat menangislah, karena menangis itu bukan hanya berlaku bagi wanita

Diam tetapi menyimpan jutaan makna

Wanita hanya bisa diam ketika dia merasakan prianya belum bisa menjadi yang dia inginkan, wanita tidak akan tergesa-gesa melepas prianya tetapi berusaha mencari jalan untuk mempertahankan hubugannya dan terus mencari agar cintanya tetap utuh. Berbeda dengan pria yang dengan cepatnya menyanyikan lagu J-Rocks tadi :D

Mencari waktu untuk mendiskusikannya

Wanita tak pernah tergesa-gesa membicarakan sebuah permasalahannya dengan pasangannya, memang ada beberapa wanita yang berkharakter tergesa-gesa asalkan masalah cepat terselesaikan termasuk saya :D. tetapi mayoritas wanita lebih banyak bersabar dan menunggu waktu yang tepat untuk mendiskusikan apa yang perlu dibicarak dengan pasangannya, tentunya pada waktu yang sangat dingin jauh dari emosi yang meluap-luap.

Kembali diam

Paasti bertanya-tanya kenapa kembali diam, ini bukan berarti masalah selesai begitu saja, wanita terus mencoba diam ketika pada pembicaraan awal pasangannya tetap egois dan mempertahankan pendapatnya. Berusaha mencari Jalan lagi untuk menjelaskan bagaimana mempersatukan sebuah hubungan yang mungkin sudah lama terjalin, tiada hubungan yang tanpa perbedaan, semua berbeda tinggal bagaimana mengkondisikannya

Jadi bagaimanakah sang pria mampu mengkondisikan egonya ketika pasangannya belum sesuai dengan yang ia harapkan? Bukankah semua butuh jalan dan waktu untuk berproses? Penyatuan 2 insan manusi yang berbeda itu butuh ketelitian, kejelian, dan kekritisan apapun masalahnya semua pasti ada jalannyaa tidak hanya dengan sedikit ato banyaknya kesalahan langsung berpisah dan selesai, tidak begitu…!@!!@@..

# Roisa Enfanany

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun