Mohon tunggu...
Roirike Mardiana Bewinda
Roirike Mardiana Bewinda Mohon Tunggu... Penulis - humas

Hallo saya Rike, saya suka menulis, makan, masak, menggambar dan memotret.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Indonesia Lewat Fak-Fak Kotanya Pala (Part 6)

1 Agustus 2024   07:18 Diperbarui: 1 Agustus 2024   07:38 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gantungan kunci anak perempuan dan keyboard komputer (Foto: Rike Bewinda)

Papua masih sunyi, langitnya masih gelap. Sebentar suara kokok ayam terdengar disekitaran kontrakan tempat saya tinggal. Baru saya membuka mata di pagi buta, di grup whatsapp alumni SMUN 109 Jakarta kelas 2e menjadi ramai oleh informasi kasus penganiayaan di salah satu daycare di Depok. Yang ternyata orangtua dari anak (korban) merupakan salah satu rekan kerja di tempat teman sekolah saya. 

Terus terang begitu buka berita itu saya jadi ikutan marah. Bayangkan anak umur 2 tahun diperlakukan kejam seperti itu. Saya pribadi tidak punya anak tapi astagfirullah ini gimana ya, kok bisa-bisanya anak yang dititipkan ke kita dianiaya. Anak kecil yang harusnya kita jaga baik-baik. 

Anak umur 2 tahun apa salahnya? Kalau kita kesal dengan sistem yang berlaku, atau mungkin orangtuanya ada masalah yah seharusnya pemilik daycare menyampaikan, bukannya menjadikan anak-anak sebagai korban. Mungkin kita perlu berbenah diri kembali. Aturan kepemilikan daycare harus diperketat dan dilakukan evaluasi setiap saat ( mungkin pihak dinas sosial dan dinas pendidikan perlu cek tiap bulan, perlu gak ya cek mental health pegawai/pemilik daycare atau gimana?) sehingga kasus-kasus penaniayaan oleh pemilik daycare tidak ada lagi.

Nah, soal daycare ini memang bagi perempuan pekerja yang telah mempunyai anak menjadi sebuah ruang yang penting; karena ketika kita bekerja dan kita tinggal jauh dari keluarga. Kita tidak serta merta dapat menitipkan pada tetangga, karena kan tetangga juga sibuk dan punya jadwal serta keluarganya sendiri. Daycare bagi teman-teman perempuan pekerja menjadi tempat agar anak-anaknya bisa ada yang membantu menjaga dan merawat. Setahu saya daycare ini ada biaya penitipan anaknya dan tiap daycare bisa berbeda-beda.

Kalau dulu dikantor lama, kebetulan di ruang bawah ada tempat penitipan anaknya jadi ketika makan siang, ibu atau ayahnya bisa sebentar menengok anak-anaknya. Nah, kalau di kantor saya yang baru, alhamdulillahnya bagian kepegawaiannya memberikan ruang bagi pegawai yang memiliki anak untuk bisa dibawa ke kantor. 

Biasanya pegawai ini kalau pagi antar anak-anaknya ke sekolah lalu setelah mereka pulang sekolah diajak ke kantor. Salah satu rekan pernah menyampaikan," Ya, kita kan gak bisa menitipkan anak ke orang lain. Kita disini bekerja merantau jauh dari saudara. Jadi mau tidak mau kita yang merawat. Syukurnya kantor mengizinkan." Rekan saya ini seorang ibu dengan anak usia sekolah TK.

Saya kurang paham juga kalau di kota FakFak ini ada daycarenya atau tidak. Tapi buat saya, ruang-ruang seperti inilah yang kita butuhkan. Bahwa dengan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk tetap bisa merawat buah hatinya, buat saya ini membuat pegawai merasa kebutuhannya diperhatikan. Di luar negeri, kebutuhan seperti ini bahkan sudah juga dijalankan. Salah satunya yang dilakukan oleh senator Australia dan Spanyol.

Saya sendiri, sewaktu kecil sering ikut menemani ke kantor ayah saya di wilayah Jakarta Utara. Kadang ibu saya mengajak jalan dan kakak-kakak dari Pasarminggu sejak sore  menuju ke terminal Cililitan untuk naik bus  ke Tanjung Priuk. Lalu kita naik angkutan menuju ke Kecamatan Cilincing dimana  ayah saya bekerja. Itu pun kadang sambil mengantuk, beliau masih suka ada rapat hingga malam. Baru setelahnya kami pulang bersama singgah ke Jatinegara. Kadang juga di ruang istirahat ayah saya, saya jadikan tempat main rumah-rumahan pakai kardus.

Jadi sebenarnya buat saya, kalau saja kantor memberi ruang-ruang bagi keluarga pegawai tentu sangat menyenangkan ya. Hanya saja memang ada beberapa kantor yang memiliki peraturan yang cukup ketat, sehingga mungkin peran daycare/ tempat penitipan anak menjadi penting. Yah, semoga ke depan setiap kantor bisa memberi keringanan bagi teman-teman pekerja yang memiliki anak ya dan daycare menjadi lebih baik pelayanannya. Semangat moms semua se-Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun