Hai..saya kembali lagi. Jadi tidak lama tiba di kota FakFak, saya gatal sekali untuk bisa singgah di pasar tradisional. Biasanya kalau sudah tiba di suatu kota, hal utama yang saya sering cari ya pasar tradisionalnya. Kalau mal, ah kayaknya di Jakarta udah biasa saya lihat, sampai eneg-eneg liat mal mah..hehe sorry ya teman-teman.Â
Tapi kalau ke pasar tradisional itu nuansanya beda-beda. Beda kota akan berasa itu beda pasar, beda cara jual, beda pedagang bahkan beda yang dijualnya. Kalau di Putussibau -Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dulu tempat saya pernah tinggal, kebanyakan di pasar penjual ikan yang ditawarkan adalah jenis ikan air tawar yang mayoritas punya kumis yang panjang hehehe... nah kalau di pasar ikan FakFak yang dijual (karena dekat laut) jadi ikan-ikan laut. Kakap merah di sini dengan uang Rp 10000 - Rp 20000 pun masih bisa kita dapat ( walau sudah yang potongan ya) coba kalau di Jakarta. Bisa menjerit kantong saya.
Hanya disisi lain ada beberapa kebutuhan pokok yang juga terbilang mahal. Kalau di Jakarta ( selatan khususnya tempat saya tinggal), kalau belanja ke warung sayur dekat rumah uang rp 2000 masih bisa saya pakai. Kalau disini hmm... biasanya pedagang menjual kebutuhan sayur mayur dengan paket Rp 10000 satu ikatnya dan jumlahnya cukup banyak sih. Tapi kadang bisa juga dapat Rp 5000 untuk buncis (kalau pedagangnya baik hati ehhehehe..).
Untuk kebutuhan beras, kebetulan karena di kontrakan saya urunan dengan teman-teman untuk membeli beras jadi saya kurang paham berapa harganya. Karena yang biasa beli teman saya. Tapi kalau keladi untuk sepaketnya isi 10-20 buahnya kisaran Rp 20000 ada juga yang sepaket Rp 50000 tergantung jumlah banyak dan besar ukuran keladi yang dijual.Â
Kalau sagu, makanan pokok ada beragam. Ada yang kering untuk camilan makan pagi/snack untuk dicelup di air teh dan ada juga sagu yang khusus untuk buat papeda. Disini kan papeda makannya sama ikan kuah kuning ya. Kayak di Ambon juga sama. Aku sih doyan doyan aja. Kan dalam kamusku hanya ada, enak dan enak sekali untuk makanan wkwkwkwkekek...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H