Mohon tunggu...
Roirike Mardiana Bewinda
Roirike Mardiana Bewinda Mohon Tunggu... Penulis - humas

Hallo saya Rike. Saya suka menulis, makan, masak, menggambar dan memotret.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita dari Kalibata: Sosok Guru Amin di Mata Saya

29 Juli 2024   09:21 Diperbarui: 29 Juli 2024   11:59 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Guru Amin itu siapa," tanya saya kecil pada ayah saya.

" Oh, itu kakek buyutmu," jawab ayah saya.

" Apa itu kakek buyut?",tanya saya kepada ayah tidak mengerti .

Saya mengenal nama Guru Amin dari orang-orang di dalam keluarga saya. Karena nama beliau ada kata 'guru'-nya jadi waktu saya kecil saya pikir beliau itu ya guru sekolah umum seperti guru-guru saya di TK atau SD. Beliau sering disebut-sebut tapi saya tidak mengenal beliau itu siapa sebenarnya. Hanya wajahnya sangat khas, terlihat dari garis-garis wajah yang keras dan familiar bagi saya (saya mengenal dia hanya sebatas foto yang dipajang di rumah kakek nenek saya).

Waktu berganti tahun. Setelah saya agak besar, saya mendengar cerita dari nenek saya bahwa ayah beliau itu adalah salah satu orang yang dikejar-kejar pihak Belanda. Saya awalnya tidak mengerti kenapa beliau sampai dikejar-kejar. Nenek saya bilang, " Umi (nenek saya) ikut waktu Abe (nama panggilan keluarga untuk Guru Amin) dikejar. Kita pergi ke Karawang. Ngungsi".  Nenek saya bercerita, ia harus meninggalkan Kalibata dan ikut ayah-ibunya mengungsi hingga ke Karawang.  Umurnya masih remaja saat itu dan dia harus jalan kaki dari Kalibata ke Karawang ( Ya Allah Tuhan...gak kebayang saya.. itu kan jauh).  Usai mengungsi dari Karawang baru beliau dan keluarga kembali lagi ke Kalibata, rumahnya yang berada di dekat Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sementara kata ayah saya, beberapa waktu sebelum beliau meninggal. Ayah saya termasuk cucu yang dicarinya. Menurut ayah saya.

Tapi alhamdulillah di era internet ini, saya seakan bertemu lagi dengan sosok beliau. Melalui facebook saya bertemu seorang penulis yang merupakan murid dari muridnya beliau yang menceritakan seperti apa sosok beliau ini. Tak berapa lama juga saya mendapat cerita dari buku tentang ensiklopedia tokoh yang ada di Jakarta yang dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta serta beberapa media yang menulis cerita tentang beliau.

Dari media-media inilah saya mengenal beliau, yang ternyata suka menulis. Saya awalnya, di masa muda, tidak mengerti mengapa saya suka menulis. Dan bagi sebagian anggota keluarga, saya sering dianggap aneh. Padahal menulis itu mengasyikkan.  Beliau sendiri sudah menulis beberapa buku.

Tapi tidak papa, buat saya akhirnya saya tahu dari mana asal kesukaan saya ini. Saya juga tahu kalau he's a good editor. Katanya sih beliau dapat memahami dan mengkoreksi apabila saat mengaji alquran ada kesalahan pelafalan. Wuii.. saya sih belum secanggih beliau. Mungkin perlu lebih rajin mengaji dulu ya saya baru bisa mengkoreksi.

Di tahun 2022, namanya diabadikan menjadi nama jalan di Kalibata dan Pasarminggu. Alhamdulillah saya bersyukur punya beliau. Walaupun saya tidak bisa bertemu dengan beliau langsung tapi cerita tentang beliau ada dimana saya ingin mengetahuinya. Bagaimanapun beliau telah berjasa menghadirkan saya dimuka bumi. Tanpa beliau, tidak ada saya dan keluarga. Tanpa beliau, tidak ada si suka menulis dan membaca ini.

Pesan saya buat teman-teman yang suka menulis. Jangan takut dan ragu untuk terus menjadi penyuka menulis. Karena siapa tahu itu adalah cara kita mengenal anak cucu kita di masa depan..well kalau tidak punya anak cucu paling tidak semoga saja tulisan kita bermanfaat buat semua orang. Semangat menulis semuanya. Semangat..ngat..ngat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun