SDGs 2030 atau kepanjangannya adalah Sustainable Development Goals 2030 yang berarti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 merupakan kesepakatan para pemimpin dunia untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi lingkungan serta mengurangi kesenjangan.Â
Indonesia termasuk salah satu yang menyetujui kesepakatan tersebut. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini memuat 17 tujuan, dan 169 target yang harus dicapai pada tahun 2030. 17 tujuan dan 169 target tersebut menjadi patokan masyarakat universal dalam melaksanakan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat pada tahun 2030. Diantara 17 tujuan tersebut adalah ;
- Tanpa kemiskinan
- Tanpa kelaparan
- Kehidupan sehat dan sejahtera
- Pendidikan berkualitas
- Kesetaraan gender
- Air bersih dan sanitasi layak
- Energi bersih dan terjangkau
- Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
- Industry, inovasi, dan infrastruktur
- Berkurangnya kesenjangan
- Kota dan permukiman yang berkelanjutan
- Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab
- Penanganan perubahan iklim
- Ekosistem lautan
- Ekosisitem daratan
- Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini memiliki 3 prinsip, yaitu universal, integrasi, dan inklusif. Universal menunjukkan bahwa SDGs ini melibatkan banyak negara di dunia, dengan pelaksanaannya yang memusatkan pada manusia, menyeluruh, serta berpengaruh jangka Panjang.Â
Integrasi memiliki maksud bahwa kesepakatan ini mengintegrasikan banyak aspek, baik aspek social, aspek ekonomi, aspek budaya, serta aspek lingkungan diintegrasikan dengan rapi. Inklusif memaksudkan bahwa aka nada ynag tertinggal atau dengan kata lain seluruh elemen masyarakat pasti terlibat dalam upaya menyukseskan SDGs 2030 ini.
Dalam upaya menyukseskan SDGs 2030 pelajar memiliki peranan yang penting. Mengingat bahwa penerus bangsa akan terus beregenerasi dari waktu ke waktu, sehingga perlu persiapan yang matang untuk menghadapi masa yang akan datang. Namun pelajar masa kini tidak terlepas dari berbagai macam permasalahan.Â
Dimana permasalahan tersebut harus terselesaikan atau setidaknya tertanggulangi. Hal tersebut dimaksudkan agar pelajar masa kini dapat terfokus pada bidang yang ditekuninya masing-masing.
Permasalahan pelajar masa kini diantaranya pelajar tidak terlalu mementingkan pendidikan atau dengan kata lain pendidikan yang ditempuh hanya untuk formalitas saja. Sehingga ketika pelajar sudah lulus, kemampuan yang diajarkan ketika menempuh pendidikan tidak dikuasai secara maksimal. Hal itu berdampak pada penerapan ilmu nya tidak menghasilkan produk yang berkualitas pula.
Salah satu goals dari SDGs 2030 adalah Pendidikan Bermutu yang terdapat pada poin ke-4. Pada nomor target 4.4 yang berisi "By 2030, substantially increase the number of youth and adult who have relevant skills including technical and vocational skills, for employment, decent jobs and entrepreneurship." Yang berarti "Pada tahun 2030, meningkatkan secara signifikan jumlah pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknik dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.".Â
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2030 ditargetkan para pemuda dan orang dewasa memiliki kemampuan yang berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut pendidikan adalah kuncinya. Pendidikan yang dimaksudkan adalah bukan hanya pendidikan formal saja, tapi juga pendidikan non formal. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan soft skill dan juga hard skill.
Soft skill berkaitan dengan keterampilan interpersonal dan interpersonal manusia. Seorang pelajar harus memiliki keterampilan tersebut. Selain soft skill pelajar juga harus memiliki hard skill, karena semakin berkembangnya zaman semakin banyak tuntutan yang harus dikuasai oleh seseorang. Masih banyak dijumpai pelajar yang tidak memiliki hard skill, padahal keterampilan tersebut sangat diperlukan pada saat ini, era 5.0 dimana manusia dituntut untuk berdampingan dengan teknologi.
Seorang pelajar harus aktif dalam mencari peluang untuk meningkatkan kualitas diri sendiri. Sudah sepatutnya seorang pelajar menyibukkan diri dengan kegiatan positif seperti mengikuti pelatihan-pelatihan yang sekiranya menghasilkan ilmu yang dapat terapkan untuk masa kini dan masa depan.Â