Mohon tunggu...
Roikhan Rekan 035
Roikhan Rekan 035 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

hobi saya adalah bertani, bersepeda, dan makan,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peranan Guru sebagai Fasilitator Pembentuk Karakter Siswa dalam Pendidikan Karakter di Indonesia

24 September 2022   02:04 Diperbarui: 24 September 2022   02:18 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pertama mari kita berbicara tentang pendidikan karakter yang pada dasarnya merupakan perihal yang harus diperhitungkan oleh semua pihak, tidak hanya pemerintah dan sekolah saja tapi juga kepada guru dan peserta didik. Kenapa pendidikan karakter penting bagi siswa? Coba kita lihat beberapa masalah yahg sering terjadi dikalangan pelajar. Banyak contoh pelajar yang tidak ber karakter, bermoral dan pelajar yang biadap mereka bertindak tidak mematuhi norma masyarakat dan menimbulkan kecemasan dan kerugian bagi korban tak hanya korban saja yang dirugikan tapi banyak orang juga terlibat dalam urusan dimasyarakat. Tindakan- tindakan seperti tawuran antar pelajar, sexs bebas, penggunaan obat obatan terlarang, pembullian, pemukulan, klitih, pemalakan, dan sebagainya yang terus meningkat kasusnya seiring berjalannya waktu.

Kejadian kejadian seperti digambar 1 tersebut adalah contoh dari tawuran antar pelajar. Lihat para pelajar yang bertindak tidak bermoral, merusak fasilitas daerah, mengganggu kenyamanan dan ketenangan masyarakat. Berbagai fenomena terebut akan menimbulkan kesenjangan dan disorientasi apabila dibiarkan terus menerus, kemudian meluas dan merusak generasi penerus bangsa karena tidak ber karakter budiman padahal mereka bersekolah, berkependidikan, tetapi apa yang menyebabkan mereka menjadi seperti itu? Karakter, pendidikan saja tidak cukup untuk membuat siswa menjadi dewasa dan bermoral karena itu pendidikan karakter sangat penting dalam pedidikan di Indonesia.

Pada jaman ini, maslah tentang karakter menjadi tolakan ukur untuk setiap dimensi di dunia kependidikan. Pendidikan bisa dilakukan dimana saja, seperti dilingkungan ruman, agama didikan orang tua dan keluarga, dan teman temannya.

namun sekolah adalah tempat paling ideal dalam pembentukan karakter siswa, kenapa? Karena disekolahlah siswa dapat bertemu siswa lain, siswa dapat bertemu dengan orang tua kedua mereka, siswa dapat belajar tentang berbagai hal termasuk moralitas dan karakter terpuji.

Di pendidikan sendiri sudahlah ada sejak dulu upaya membangun karakter di kalangan pelajar lewat sekolah, salah satunya melalui pembelajaran kewarganegaraan, agam dan budaya. Dalam undang undang republic Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 37 ditegaskan : bahwa dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat mata pelajaran kewaganegaraan untuk tujuan mendidik siswa menjadi warga Negara yang baik dan berkarakter yakni :

  • Peka terhadap informasi baru yang dijadikan pengetahuan dalam kehidupannya
  • Warga Negara yang berketerampilan: peka terhadap informasi, mengorganisasi dan menggunakan informasi, dan membina pola hubungan interpersonal dan sosial.
  • Warga negara yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi, seperti disyaratkan dalam membangun suatu tatanan masyarakat yang demokratis dan beradab

Pendidikan karakter dapat dilakukan salah satunya melalui guru-guru yang sudah dibina dan berkarakter. Kenapa pendidikan karakter dilakukan oleh duru berkarakter? Sebab anak adalah individu peniru. Anak akan melihat dan melakukan apa yang orang dewasa lihat dan orang dewasa lakukan. Jadi guru, harus benar-benar melakukan pendidikan dan menjadi contoh dalam setiap tuturan dan tindakan di manapun ia berada, bahkan di lingkungan sosial sekalipun. Sebab, bukan tidak mungkin anak akan mendapati teladannya itu di berbagai kegiatan.

Aushop (2014) mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah proses bimbingan peserta didik agar terjadi perubahan perilaku, perubahan sikap, dan perubahan budaya, yang akhirnya kelak mewujudkan komunitas yang beradab. Sehingga itu berarti agar anak dapat mewujudkan komunitas beradab dibutuhkan bimbingan yang merujuk kepada peranan pendidik terrutama disekolah yaitu guru. Dan juga hal ini bersifat berkelanjutan yang dinama konsep berkarakter melekat pada diri mereka. Pernyataan diatas juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Zubaedi (2011) yang menyatakan bahwa prinsip pengembangan pendidikan karakter adalah berkelanjutan, mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses yang tiada henti, dimulai dari awal peserta didik sampai selesai dari suatu satuan pendidikan, bahkan sampai terjun ke masyarakat.

Dalam kemendiknas pada tahun 2011 telah disebutkan indicator karakter, antara lain :

  • Kerja keras
  • Kreatif
  • Mandiri
  • Demokratif
  • Cinta damai
  • Gemar membaca
  • Peduli lingkungan
  • Peduli sosial
  • Bertanggung jawab

Indikator dan materi pendidikan karakter yang dipaparkan di atas bisa tercapai dan tentunya tak lepas dari dukungan berbagai pihak seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan.

Pendidikan karakter seyogianya tidak terlepas dari peran guru di sekolah. Guru memiliki berbagai peranan di kelas dalam desain pembelajaran berkarakter yang ia buat. Peranan guru sangat banyak, bukan saja menitikberatkan guru sebagai pengajar tetapi juga peranan sebagai pendidik, pembimbing, fasilitator, inovator, dan sebagainya yang diselaraskan dengan kondisi pembelajaran.

lalu apa peranan guru sebagai fasilitator dalam membentuk karakter siswa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun