"Sudah hentikan! Jangan menyiksa gadis itu lagi," seru Brata, ia berjalan santai mendekati Kirana yang terbaring lemah.Â
"Kalau kau ingin bebas, silakan cium sepatuku, maka aku akan membiarkanmu pergi dari sini," ucap Brata dengan nada santai.Â
Kirana menggeleng keras, mana mungkin ia mau mencium sepatu orang. Sangat tidak berguna.
"Baiklah, kalau kau tidak mau, resiko kau ambil sendiri. Pengawal lanjutkan!"Â
"Hiaaaa"
"Tt-tidak! Baiklah! Aku menerima tawaranmu, Tuan!" Kirana berusaha bangkit dan mengesot ke arah Brata, lalu mendekatkan mulutnya ke sepatu yang dikenakan Brata, semua mata tertuju ke arahnya dengan tertawa lebar.Â
"Ayo cepat!" Dorong Brata pada kepala Kirana, hingga gadis itu dapat mencium sepatunya.
"Arrrghhhhh" Teriak Kirana dengan peluh keringat membanjiri dahinya.
"Lo kenapa, anjir?" Tanya Mikaila, yang sedang duduk di sebelah gadis itu.
Kirana memeriksa semua bagian tubuhnya dan keadaan sekitarnya, benar! Ia masih berada di kamarnya, lalu menarik nafas lega. Ternyata semua peristiwa yang ia alami barusan sekadar mimpi.
TAMAT