Menurut kamus besar bahasa Indonesia Anak merupakan manusia yang masih kecil. Dikutip dari Soedjono Dirjisisworo, menyatakan bahwa menurut hukum adat, anak yang masih dibawah umur yaitu mereka yang belum menentukan tanda-tada fisik yang konkret bahwa ia telah dewasa. WHO sendiri menyatakan batasan usia anak usia anak memiliki rentang 0-19 tahun.
Menurut teori perkembangan kognitif, yaitu Jean Piaget yang seorang filsuf dan ahli perkembangan psikologi mengatakan kecerdasan anak akan berubah seiring dengan bertambahnya usia. Ada beberapa tahapan perkembangan kognitif anak menurut teori Piaget yaitu tahap Sensorimotor adalah tahap pertama Ketika anak berusia 0-2 tahun, anak akan belajar mengenai diri sendiri dan dunia luar melalui kemampuan sensoriknya yaitu melihat dan mendengar dan juga Tindakan motoric yang dilakukan yaitu menyentuh dan menggapai. Yang kedua ada tahap pra operasional yaitu tahap dimana anak akan mengembangkan kemampuannya untuk mengingat dan berimajinasi. Yang ketiga ada tahap operasional konkret, pada usia 7-11 tahun anak mulai bisa berfikir menggunakan logika, namun hanya untuk objek fisik. Kemudian yang terakhir ada tahap operasional formal, yaitu tahap yang akan dimulai pada saat anak menginjak usia 12 tahun keatas. Pada saat anak memasuki tahap operasional formal dia akan mempunyai kemampuan untuk berfikir secara abstrak, menggunakan logika untuk menyelesaikan masalah, dan juga belajar merencanakan sesuatu.
Saat ini perkembangan teknologi sudah sangatlah pesat, banyak para orangtua yang memperkenalkan teknologi kepada anak-anak mereka, termasuk media sosial Yotube ini. Para orangtua yakin dan percaya bahwa media sosial yang mereka punya dapat mengajarkan anak-anak mereka dan melatih tumbuh kembangnya. Namun para orangtua tidak sadar akan bahaya nya media sosial tanpa pengawasan dan pendampingan akan berakibat fatal kepada anak-anak dan bahkan bisa merusak sistem motoric anak itu sendiri. Banyak berita mengenai anak yang kecanduan bermain media sosial bahkan terpengaruh oleh media sosial. Sudah banyak perilaku anak yang menyimpang akibat kecanduan dari media sosial, bahkan ada seorang anak yang sampai meninggal karena kecanduan media sosial. Media sosial Youtube adalah sebuah situs yang memuat banyak konten video dari seluruh dunia. Tentunya anak akan mengunjungi banyak situs yang mungkin berbahaya untuk sistem motoriknya. Media sosial adalah sebuah media yang digunakan untuk berinteraksi secara online tanpa batasan ruang dan waktu, maka dari itu orangtua menggunakan media sosial untuk sarana belajar dan bermain anak. Anak sebenarnya sangat mudah dan sensitive Ketika mengenal hal baru. Jika dia bermain media sosial dan sudah terbiasa hingga kecanduan, maka ia akan terus menerus meminta orangtua nya untuk selalu memberikannya gadget yang berisi media sosial. Ketika anak berusia 7 hingga 12 tahun anak akan banyak ingin tahu, dia akan selalu bermain di media sosial tanpa mengenal waktu. Banyak orangtua yang menganggap itu adalah hal biasa dan memaklumi Ketika anak bebas mengoperasikan media sosial miliknya tanpa tahu apa yang sedang anak tersebut lakukan, orangtua selalu memberikan media sosialnya untuk anaknya bermain dengan alasan bahwa anaknya suka dan tidak rewel, seharusnya hal tersebut yang patut dicurigai oleh para orangtua, apa yang sedang anak mereka lakukan. Para orangtua seharusnya selalu mengawasi apa yang dilakukan sang anak Ketika ia asyik bermain dengan media sosial, para orangtua seharusnya memberikan edukasi lebih kepada anak-anak mereka Ketika anak mulai berusia 7-12 tahun, karena pada saat itu anak akan mudah menerima apa yang oranglain sampaikan, anak juga sudah bisa mebedakan mana yang seharusnya dia lakukan dan mana yang seharusnya dia hindari. Kemudian pada anak berusia 1-6 tahun orangtua bisa mendidik anak mereka sendiri tanpa harus bergantung kepada media sosial. Ada kalanya orangtua mengajarkan anak balita mereka untuk menggunakan media sosial, dengan catatan konten yang dibuka adalah benar-benar konten untuk balita, seperti contohnya video yang mengandung bermain dan belajar, itu akan membuat anak menjadi tertarik dan juga bisa belajar sambal bermain, namun tetap saja harus dalam pengawasan orangtua dan memberikan waktu batasan anak dalam sehari Ketika ia bermain dengan media sosial. Memori dan daya ingat anak sangatlah kuat, jadi para orangtua harus tetap berhati-hati Ketika si anak bermain dengan media sosial, karena ia akan selalu mengingat apa yang dia lihat. Media sosial. Untuk anak-anak yang sudah kecanduan media sosial, orangtua harus tegas menghapus atau menyembunyikan media sosial, bukan berarti tidak boleh akan tetapi orangtua tetap harus memberikan batasan dan pengertian dan juga aturan yang jelas saat anak berinteraksi dengan media sosial. Agar tidak kecanduan media sosial, anak juga perlu diberikan kegiatan yang lain seperti mengasah bakat mereka dan yang paling penting anak juga harus diajari tata cara beribadah sedari kecil agar selalu terbiasa Ketika ia beranjak dewasa.
Sebenarnya banyak hal yang bisa dipelajari oleh anak dimedia sosial, seperti tadi mengenai tata cara beribadah, orangtua juga bisa menggunakan media sosialnya untuk mengajari anak mengenai ibadah, mengingat media sosial Youtube banyak video mengenai tata cara ibadah yang tidak mudah membuat anak merasa bosan Ketika mempelajarinya. Kesimpulannya media sosial sangat baik untu tumbuh kembang anak, asalkan tetap dalam pengawasan orangtua, dan orangtua juga harus memberikan batasan kepada anak Ketika ia sedang berinteraksi dengan media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H