MALANG--Kepedulian PT. HM Sampoerna Tbk untuk ikut meningkatkan kesadaran masyarakat atas pengurangan risiko banjir terus diupayakan.
Bertempat di Balai RW 5 Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, PT. HM Sampoerna menggelar acara Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Risiko Banjir dan Serah Terima Sumur Injeksi, Kamis (08/08/2024), kemarin.
Menurut Imron Hamzah, Head of Sustainability PT HM Sampoerna Tbk, kegiatan ini bermaksud untuk memperbaiki manajemen air dari hulu hingga hilir serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi air. Selain itu, kegiatan yang juga berisi serah terima bantuan 10 sumur injeksi ini diharapkan mampu mengurangi risiko banjir di Kelurahan Purwantoro.
"Kami berharap dengan adanya sumur injeksi ini, yang spesifik diimplementasikan di Purwantoro, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan air yang lebih baik", ujar Imron.
Sumur injeksi yang diserahkan ini merupakan langkah awal PT HM Sampoerna Tbk dalam inisiatif penanganan banjir dan memiliki manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat.
"Yang paling penting adalah sumur injeksi ini bisa dijaga dan terpelihara dengan baik, karena salah satu yang kami lakukan bukan hanya investasi membuat sumur namun kita kami juga pastikan bahwa ketergunaan sumur itu bisa efektif dan termonitor dari waktu ke waktu," tandasnya.
Dandung Djulharjanto, Kepala Dinas DPUPRPKP Kota Malang, menyambut baik inisiatif ini. Ia menegaskan bahwa keberadaan sumur injeksi ini mampu menyeimbangkan ekosistem pengambilan air bawah tanah.
"Kalau air tanah diambil terus  menerus kemudian kondisi di bawah tanah sudah stagnan dan mungkin tanah di dalam itu tergerus dikhawatirkan ada patahan di dalam (tanah), ini akan menjadi masalah baru. Maka sumur injeksi ini harus sama-sama kita jaga", terang Dandung.
Dandung juga menjelaskan terkait keberadaan 35 Daerah Aliran Drainase (DAD) yang ada di Kota Malang nantinya harus terintegrasi antarwilayah.
"DAD ini bukan drainase fisiknya tapi konsep penanganan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya harus terintegrasi. Jadi penanganan drainase di satu daerah harus sama dan terintegrasi dengan daerah yang lain karena sifat air itu tidak menetap di satu rempat, bisa jadi sumber air di tempat lain tapi yang dapat bencana di tempat lainnya bukan pada lokasi asal air itu," jelasnya.