Mohon tunggu...
Roihan Rikza
Roihan Rikza Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah doa yang tak putus-putus

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Api Revolusi

22 Mei 2024   14:01 Diperbarui: 22 Mei 2024   14:12 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah langit kelam, rakyat menjerit pilu,
Terbelenggu tirani, hidup penuh deru.
Rezim lalim berkuasa, menindas tanpa henti,
Keadilan terkubur, nurani tak lagi berarti.

Namun di lubuk hati, bara perlawanan membakar,
Semangat revolusioner, siap membakar belenggu liar.
Bersatu kita padu, melawan tirani yang kejam,
Meraih kembali kemerdekaan, membangun dunia yang baru dan gagah.

Suara rakyat bersatu, menggema bagai badai,
Menuntut keadilan, menghancurkan istana tirani.
Tangan-tangan terangkat, menggenggam erat persaudaraan,
Bersama kita melangkah, menuju masa depan yang cerah.

Kepanjen, 22 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun