Jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Dari hasil SUPAS ( Survei Penduduk Antar Sensus ) 2015, tercatat jumlah penduduk Indonesia 255,1 juta jiwa, sementara itu pada sensus penduduk 2010 masih tercatat 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan sekitar 1,49 persen pertahun. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa tiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia bertambah sekitar 4 juta jiwa. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh tahun mendatang akan tetap terus meningkat yaitu dari 255,1 juta jiwa pada tahun 2015 menjadi 306,5 juta jiwa pada tahun 2035 ( BPS,2015 ).
Pertambahan jumlah penduduk 4 juta jiwa per tahun bukanlah masalah yang kecil. Ledakan penduduk ini bisa menjadi suatu masalah berantai jika tidak segera diatasi dengan tepat. Salah satu upaya untuk mengatasi jumlah penduduk di Indonesia adalah melalui program Keluarga Berencana ( KB ). Program ini sudah mulai diselenggarakan sejak zaman pemerintahan Soeharto yaitu pada tahun 1970an. Pada zaman Soeharto, program KB ini dinilai sudah berhasil untuk menekan jumlah penduduk di Indonesia. Data statistik BKKBN memperlihatkan kesuksesan Soeharto menjalankan program KB sejak 1980. Tanpa program KB, BKKBN memproyeksi di 2010 penduduk Indonesia mencapai 340 juta. Sedangkan hasil sensus terbaru menyebut, populasi penduduk Indonesia tahun 2010 hanya mencapai 236,7 juta jiwa. Itu berarti, Soeharto mampu memberikan kontribusi menahan 100 juta jiwa kelahiran penduduk baru.(sumber : detik.com). Pada zaman Soeharto, kesuksesan program KB tak luput dari dukungan pemerintah, kepemimpinan yang kuat, juga pendanaan dari Negara Asing yang memungkinkan pelayanan kontrasepsi secara gratis.
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. Kegagalan program KB dalam mengatasi ledakan penduduk di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor (1) Kurangnya Sosialisasi Pemerintah, pemerintah seharusnya berperan aktif dalam mensosialisasikan program KB hingga ke daerah pelosok Indonesia dikarenakan program KB banyak yang kurang optimal di daerah pedesaan dan pedalaman dikarenakan kurangnya penyuluhan oleh pemerintah dan ketidaktahuan masyarakat. (2) Status Sosial Ekonomi, Tinggi rendahnya status sosial mempengaruhi kesuksesan dari progam KB ini. Bagi keluarga yang tidak mampu, KB bukanlah merupakan kebutuhan pokok, sehingga banyak dari mereka yang mengesampingkan progam KB. Menurut mereka KB terkesan cenderung tidak menguntungkan malah menghambat kelangsungan hidup mereka. (3) Rendahnya Kesadaran dan Minat Masyarakat, Kesadaran masyarakat masih sanagat rendah akan manfaat dan pentingnya program KB. Kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan dengan adanya penyuluhan akan pentingnya program KB, selain itujika masyarakat sadar akan pentingnya dan manfaat program KB, kesejahteraan masyarakat akan lebih meningkat.
Kini kondisi telah berubah, program KB yang identik dengan semboyan “Dua Anak Cukup” ini, makin hari makin meredup dan bisa dibilang gagal dalam mengendalikan ledakan penduduk di Indonesia. Hal ini terbukti dengan pertambahan penduduk yang cukup besar pada tiap tahunnya. Untuk itu peningkatan kesadaran masyarakat dan kerjasama dari pemerintah atau badan terkait perlu lebih ditingkatkan untuk mengoptimalkan program KB. Program KB akan lebih optimal jika seluruh lapisan masyarakat mendukung dan menyukseskan akan pentingnya program tersebut. Jika program KB ini bisa berjalan dengan optimal, kesejahteraan masyarakat juga akan lebih meningkat karena program KB tujuannya berorientasi untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H