Ponorogo, 20 Maret 2024. Dapur sering kali dianggap sebagai domain perempuan. Stereotip gender ini telah mendarah daging di masyarakat, dan laki-laki yang hobi memasak sering kali dipandang aneh atau bahkan lemah. Namun, anggapan ini mulai berubah, dan semakin banyak laki-laki yang berani mendobrak batasan gender dan menunjukkan bahwa memasak adalah hobi yang dapat dinikmati oleh semua orang.
Salah satu contohnya adalah Eko, seorang pengusaha muda yang memiliki passion dalam memasak. Rian selalu senang bereksperimen di dapur dan menciptakan hidangan baru. Ia sering membagikan hasil karyanya di media sosial dan telah mendapatkan banyak pengikut. Bagi Eko, memasak bukan hanya tentang mengisi perut, tetapi juga tentang mengekspresikan kreativitas dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
"Bagi saya, memasak sudah menjadi bagian hidup saya. Yang dari awalnya sekedar hobi sekarang menjadi sumber rezeki saya. Dengan berbagai racikan bumbu sebuah masakan bisa menyalurkan makna bukan dengan kata-kata semata tapi juga soal rasa" Kata Eko.
Soal rasa masakan, tak selalu wanita yang selalu "perfect" namun semua tergantung pengetahuan dan pengalaman di dunia masakan. Ketika laki-laki dan perempuan sama-sama terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, hal ini dapat membantu meningkatkan kesetaraan gender di dalam rumah.
Hobi memasak tidak mengenal gender. Laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak untuk menikmati dan mengekspresikan kreativitas mereka di dapur. Dengan mendobrak stereotip gender dan mendukung laki-laki yang hobi memasak, kita dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih setara dan inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H