Mohon tunggu...
Rohmawati Z
Rohmawati Z Mohon Tunggu... Guru - .

Keluargaku duniaku ❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Kita Termasuk Orang yang Peka?

24 Maret 2018   23:18 Diperbarui: 25 Maret 2018   13:17 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pernahkah anda bertanya pada diri anda, apakah anda termasuk orang yang  peka? Atau justru anda merasa hal ini tidak penting?. Dan pernahkah ada seseorang yang mengatakan bahwa anda tidak peka? Atau bahkan sering?. Mari kita lihat apakah peka itu penting dan apa sebenarnya makna dari kata peka itu sendiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata peka memiliki makna mudah merasa dari arti katanya saja sudah terlihat bahwa peka erat kaitannya dengan rasa dan perasaan. Sifat peka ini dapat terlihat saat seseorang merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Sebagai contoh, suatu hari Rio bergurau dengan Rini, tanpa sengaja Rio mengatakan hal yang menyakiti hati Rini. Keesokan harinya, Rini hanya diam ketika bertemu dengan Rio, dan Rio pun bingung akan sikap Rini lalu ia sadar bahwa Rini sedang marah padanya. Kemudian Rio meminta maaf pada Rini. Sebagai bentuk apresiasi dari usaha Rio, Rini membalas dengan senyuman tulus. Dari contoh tersebut, dapat kita lihat bahwa Rio adalah orang yang peka, terlihat dari sikapnya yang langsung mengetahui bahwa sikap diam Rini adalah bentuk dari rasa marahnya.

Dalam teknik dasar konseling peka sama dengan empati. Yaitu kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh klien atau konseli. Empati merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap konselor. Mengapa? Karena empati merupakan teknik dasar dalam teknik komunikasi konseling. 

Selain itu agar proses konseling dapat berlangsung dengan baik, konselor harus bisa mengerti apa yang sedang dirasakan oleh konseli, baru setelah itu seorang konselor dapat menentukan sikap dan nasihat yang tepat untuk konseli, sehingga proses konseling menjadi sesuatu yang dapat membantu proses penyelesaian masalah yang dialami klien atau konseli.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memiliki sikap peka. Agar kita dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, sehingga kita tidak menjadi manusia dengan ego tinggi.

Semoga bermanfaat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun