Mohon tunggu...
Rohmatus Rizky
Rohmatus Rizky Mohon Tunggu... -

Teknologi Hasil Hutan UGM 2009 | @rizkylorojiwo | asylum87.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Suka Ngopi?

20 Maret 2014   20:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:42 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara harfiah, kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Bubuk kopi, ketika ditambah dengan gula lalu diseduh dengan air panas, akan menebarkan aroma nikmat yang khas. Ketika dinikmati begitu saja, secangkir kopi memang hanyalah secangkir kopi. Namun ketika dibungkus dalam sebuah forum dialektika, secangkir kopi tak lagi hanya secangkir kopi.

Bagi masyarakat umum, warung kopi bisa menjadi tempat yang strategis untuk saling bertukar informasi maupun bertukar pikiran. Masyarakat pedesaan misalnya, warung kopi menjadi tempat yang wajib dikunjungi setiap harinya. Senajan penghasilan ora tentu, sing penting budal sik neng warung kopi, (walaupun penghasilan tidak pasti, yang penting berangkat dulu ke warung kopi), kurang lebih begitulah prinsip yang dianut masyarakat pedesaan sejauh yang saya pahami. Pun demikian dengan masyarakat urban, tak terkecuali bagi mereka kawula muda (yang katanya) penerus bangsa, mahasiswa.
Bagi mahasiswa kebanyakan warung kopi dimanfaatkan sebagai sarana untuk bersosialisasi satu sama lain. Warung kopi menjadi tempat yang pas untuk melaksanakan rapat atau aktivitas sejenisnya, sebab selain menawarkan suasana santai tentu saja harganya sesuai dengan jangkauan kantong mahasiswa. Pun dengan aktivitas malam lainnya seperti kongkow atau bermain kartu.
Bagi saya, setidaknya ada beberapa hal yang membuat warung kopi menjadi tempat yang selalu menarik untuk disinggahi. Tentunya dengan segenap aktivitas yang membersamai ketika menyeruput secangkir kopi tersebut.
Pertama, sudah menjadi kodratnya bahwa manusia adalah makhluk sosial. Mungkin bagi kebanyakan orang bercengkrama satu sama lain merupakan sebuah ritual yang menarik. Tatkala kejenuhan melanda, bercengkrama bisa menjadi penawar, sebab obrolan kesana-kemari yang tak ada pangkal ujungnya itu biasanya diselingi dengan guyonan yang dapat merefresh pikiran. Jadi, bagi anda yang tidak suka ngopi alias tidak suka bersosialisasi alias anti-sosial, berarti anda bukan manusia. Hahaha…
Kedua, update isu dan saling bertukar informasi. Memang sangat dimungkinkan kita bisa mengakses berita ataupun isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan hanya dari media elektronik maupun sosial media lainnya. Namun ketika dalam sebuah forum, pemahaman kita akan isu-isu tersebut bisa jadi semakin dalam. Hal ini penting bagi mereka yang merasa peduli dan peka pada lingkungan sekitarnya.
Ketiga, ruang dialektika. Dalam satu forum ngopi sangat dimungkinkan anggota forumnya berasal dari berbagai basic disiplin ilmu yang berbeda. Hal ini tentu bermanfaat untuk membuka maupun menambah wawasan baru. Saling tukar pikiran satu sama lain dalam sebuah forum secara tidak langsung akan membuka ruang berpikir, sebab ada proses transfer ilmu disana.
Terakhir, ngopi bisa menambah teman, membuat yang belum kenal menjadi langsung akrab. Gak percaya? Sebagai contoh saja ketika berada di puncak gunung, saat menyeruput secangkir kopi ditepi api unggun, kita dapat langsung akrab dengan pendaki lain yang sebelumnya belum pernah bertemu dan entah darimana asalnya. Apalagi ditambah dengan dinginnya suasana malam di gunung dan pekatnya kabut, beuuuhhhh juara itu!! Suasana semacam ini juga seringkali saya rasakan ketika pertama dengan beberapa kawan baru saat di warung kopi.
Tak dapat saya pungkiri, aktivitas malam yang satu ini sudah menjadi kebiasaan yang membuat ketagihan, seakan ada candu disana. Rutinitas gak penting dan buang-buang waktu ini selalu saya sempatkan tatkala jenuh dengan aktivitas, sebab dapat merefresh pikiran. Gak percaya? Silahkan dibuktikan.
Nah mungkin itu saja sharing saya tentang budaya ngopi, mungkin dari sobat ada tambahan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun