Mohon tunggu...
rohmatun nisa
rohmatun nisa Mohon Tunggu... Lainnya - rohmatun nisa

Rohmatun Nisa7

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Ivan Pavlov - Classical Conditioning dalam Kehidupan Nyata

17 September 2023   16:21 Diperbarui: 17 September 2023   16:22 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.rijal09.com 


Perlu kita ketahui, dalam proses belajar tentunya kita tidak bisa pisah dengan yang namanya belajar behaviorisme. Karena pandangan behaviorisme sangat menekankan pada perilaku atau tingkah yang dapat diamati. Pandangan ini menyatakan bahwa berilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan melalui proses mental (Santrock, 2011). Hal ini diperkuat lagi oleh kaum behavioris, bahwa perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan dan bisa dilihat secara langsung, misal : anak membersihkan tempat tidurnya, guru sedang mengajar muridnya, siswa mengaji, dll. menurut pandangan behavioris, belajar adalah perubahan yang relatif menetap pada perilaku yang bisa kita amati yang mana hal itu merupakan hasil dari pengalaman (a relatively enduuring change in observable behavior that occurs as a result of experience) (Eggen & Kauchak, 2004). Jadi, seorang dianggap belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Coba kita flashback sejenak pada sejarah, bahwa teori belajar behaviorisme dicetuskan pertama kali oleh Gage dan Berliner yang kemudian berkembang menjadi  aliran psikologi belajar yang memberikan pengaruh pada pengembangan teori dan praktik pendidikan pembelajaran (Ellis Ormrod, 2008) yang sampai sekarang dikenal dengan sebutan aliran behavioristik. Aliran ini menekankan bahwa tingkah laku yang tampak sebagai hasil belajar. ada juga yang mengartikan belajar sebagai hasil dari andanya interaksi antara input (stimulus) dan output (respon). Stimulusnya berupa apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru. Jadi yang lebih diperhatikan adalah apa yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon). jadi  perubahan yang bersifat temporal yang disebabkan oleh sakit, kecelakaan, atau emosional bukan termasuk belajar. Sedangkan perasaan, pemikiran, goals, atau disebut proses mental bukan menjadi subjek yang tepat untuk ilmu perilaku, sebab hal tersebut tidak bisa diamati secara langsung. sehingga, didalam teori belajar behaviorism itu memiliki beberapa ciri-ciri, diantaranya (Dangnga & Muis, 2015) :

  • Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil
  • Bersifat mekanistik
  • Condong menekan pada peranan lingkungan
  • Mementingkan bpembentukan reaksi, stimulus, dan respon
  • Menekankan pentingnya latihan

Adapun salah satu teori yang mengawali perkembangan psikologi behavioristik adalah classical conditioning dalam kelas. Menurut Kouchack dan Eggen (2004), classical coditioning merupakan suatu bentuk belajar yang menekankan pada individu untuk memproduksi respon emosional atau fisiologis yang tidak disengaja yang sama dengan respon reflek. Para peneliti menyatakan bahwa reaksi emosional siswa yang berasosiasi dengan materi yang mereka pelajari merupakan pengalaman yang sangat penting yang dibawa dari sekolah. Contoh : kecemasan siswa pada saat belajar matematika akan berimbas pada prestasi nilai matematika, siswa akan merasa nyaman dan aman jika di sekolah diperlakukan dengan respek dan dukungan baik, dari guru maupun teman sekelas.

Jadi, classical conditioning merupakan salah satu satu tipe pembelajaran yang mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus. Dimana dalam pengondisian klasik berusaha mengasosiasikan stimulus netral dengan stimulus yang bermakna dan nantinya akan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respon yang sama. teori ini ditemukan oleh Ivan Pavlov yang merupakan seorang psikolog dari rusia. Adapun tokoh-tokoh aliran behavioristik diantaranya : Thorndike, Waston, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner (Mukrimaa et al., 2016).  


Daftar Pustaka :

Dangnga, M. S., & Muis, A. A. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran Inovatif. In Si Buku Makassar (Vol. 2, Issue 1). https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/33841-Full_Text.pdf

Eggen, P., & Kauchak, D. (2004). Educational psyhology: Windows on Classroom (international ed.). New Jersey: Pearson Education.

Ellis Ormrod, J. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mukrimaa, S. S., Nurdyansyah, Fahyuni, E. F., YULIA CITRA, A., Schulz, N. D., , ., Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2016). Psikologi Pendidikan. In Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Vol. 6, Issue August).

Santrock, J. W. (2011). LIFE-SPAN DEVELOPMENT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun