[caption id="attachment_198660" align="alignleft" width="300" caption="Gambar : Dokumen Pribadi"][/caption] Apakah potensi terbesar yang dimiliki Indonesia? Sering kali pertanyaan tersebut dilontarkan. Ada yang menjawab potensi terbesar Indonesia terletak pada kekayaaan sumber daya alamnya (SDA), jika kita bisa memaksimalkan pengolahannya pasti Indonesia akan sejahtera. Ada juga yang menjawab potensi terbesar Indonesia terletak pada letak geografis dan kebudayaannya, jika kita bisa memaksimalkan pengelolaannya pasti pariwisata Indonesia mampu menjadi sumber kesejahteraan yang besar bagi Indonesia. Tidak berhenti disitu, ada juga yang menjawab potensi terbesar Indonesia terletak pada sumber daya manusianya (SDM), jika pendidikan di Indonesia berhasil melahirkan generasi emas, maka pasti Indonesia akan benar-benar sejahtera.
Lalu pertanyaan selanjutnya, manakah jawaban yang benar? Kalau yang ditanya adalah saya, saya akan menjawab semua nya benar. Semua jawaban disana mengarah ke satu kata yaitu pengelolaan. Dan pada akhirnya semua jawaban ini akan menuju ke satu potensi yang harus benar benar di benahi, yaitu sumber daya manusia. Indonesia adalah sebuah negara dengan kekayaan sumber daya alam, budaya serta keindahan geografisnya.. Tidak hanya itu Indonesia dihuni oleh penduduk lebih dari 200 juta jiwa. Secara logika, seharusnya dengan segala hal yang kita punya, sangat pantas lah bagi negara ini untuk menjadi sebuah negara yang benar-benar besar.
Tapi kenyataannya tidak lah sama. Kita begitu terpuruk sekarang. Pengangguran dimana-mana dan pemimpin-pemimpin kita justru sibuk untuk korupsi. Remaja-remaja terlalu sibuk menyambut penyanyi asing yang konser dan ibu-ibu justru lebih sering mengoceh di depan sinetron. Anak SD sudah terbiasa merokok dan mencontek, tapi justru ada guru yang tidak terlalu memperdulikannya. Begitu terpuruknya kah kita?
Keterpurukan ini memang sudah sering kita dengar, tetapi banyak orang mengganggapnya cuma hal biasa, dan hanya sedikit yang mencoba mencari solusinya. Ini adalah sebuah bukti gagal nya sistem pendidikan di negeri ini. Sistem yang ada melahirkan hasil yang ada, jika ingin hasil yang berbeda ubahlah sistemnya.
Sistem pendidikan di Indonesia terlalu memaksakan kehendak, yang seakan-akan seperti berkata bahwa sekolah adalah satu satunya tempat dimana anda harus belajar. Pada akhirnya mereka yang tidak sekolah justru seperti tidak bisa di terima di negeri ini. Parahnya di sekolah murid-murid justru secara tidak langsung diarahkan menjadi seorang pengejar nilai, bukan ilmu. Padahal bukti sukses nya sebuah pendidikan adalah di mana ketika seorang murid bisa menyerap ilmu yang diberikan.
Kita terkadang di ajarkan untuk berpikir “Apa”, tetapi jarang sekali kita di ajarkan untuk berpikir “mengapa”. Misalnya ketika SD kita diberikan pengetahuan tentang apakah Matematika itu. Tetapi jarang sekali diajarkan mengapa kita harus belajar matematika. Bahkan jika ada murid yang bertanya seperti itu, jawaban si guru malah mematikan kecerdasannya. Negeri ini terlalu meremehkan pendidikan di bangku sekolah dasar, padahal disanalah titik awal pengasahan generasi bangsa.
Perlu sebuah Revolusi dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM. Dengan segala potensinya Indonesia sangatlah pantas untuk menjadi sebuah negara yang begitu sejahtera. Dewasa ini Pesimisme begitu luas berkembang di masyarakat. ada degradasi kepercayaan dari masyarakat kepada bangsa ini. Janji janji palsu pemimpin adalah penyebabnya. Karenanya di butuhkan suatu hal penting yang telah lama hilang dari bangsa ini. Optimisme.
Optimisme adalah hal penting yang begitu di perlukan untuk hadir di tengah-tengah keterpurukan ini. Optimisme merupakan suatu harapan dan fikiran yang kuat bahwa hal-hal yang diinginkan akan berjalan dengan baik meskipun terjadi kemunduran dan frustrasi. Sejak kecil kita diajarkan untuk mengisi pikiran-pikiran kita dengan banyak hal. Tapi menurut saya hal tersebut salah. Pikiran bukan lah sebuah wadah untuk diisi melainkan api yang harus dinyalakan. Dan optimisme adalah sesuatu yang dibutuhkan sebagai pemantik api tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H