Kebosanan kadang datang menghadang diantara berlembar-berlembar pengalaman dan keletihan. Kadang-kadang datang saat kita kesepian, sa’at tak ada orang yang mau menjadi tempat menghilangkan kebosanan. Mungkin saat itu kita hanya berandai-andai sambil bertopang dagu. di dalam kamar.
Tapi tetap saja tak akan ada yang berubah, malah semakin gelisah karna ingatan suka, duka, luka, bahagia, dan dosa kembali teringat dan bercampur menjadi satu, dan semakin bertumpuk dan membebani jiwa membuat kita hilang rasa untuk berkumpul dengan orang-orang di sekitar kita. Karnanya kita bisa menangis sendiri atau tertawa sendiri sehingga di katakan gila.
Namun tetap saja waktu akan tetap berjalan tak akan berhenti menunggu kebosanan itu hilang, hingga perubahan akan diri kita akan terihat oleh orang-orang di sekitar kita, karna belum tentu kegelisahan itu akan hilang setelah kita membaginya dengan orang di sekitar kita. Setelah itu mungkin kita akan kembali bertanya-tanya kenapa sikap kita seperti itu. Pada akhirnya yang perlahan berubah adalah cara kita memandang persoalan itu.
Lantas apa yang hendak kita lakukan? Tetap termenung, diam, atau membuat gagasan. Mungkin kita bisa menyalurkan kebosanan dan kegelisahan itu melalui sebuah karya tulis, mungkin puisi, cerpen atau karya tulis lainnya yang mungkin bisa membuat hati lebih lega.
Tapi setiap manusia berbeda sifat dengan manusia lainnya. Ada yang memang menyukai karya tulis dan ada yang tidak menyukai karya tulis. Sehingga bagi orang itu manfaatnya akan beda rasanya.
Tapi tak ada salahnya untuk mencoba. Sebuah tulisan dapat membuat orang terjerat atau terperangkap. Nyatanya tak sedikit perang karna tulisan, tak sedikit orang yang menangis karna puisi, dan tak sedikit orang yang menghabiskan sisa hidupnya dengan menunangkan semua kretifitasnya ke bidang tulisan. Sebuah tulisan mempunyai kekuatan, sebuah kekuatan yang berasal dari jiwa yang dituangkan.
Tapi, tetap saja semua itu tak bisa menghilangkan segala permasalahan. Saya sendiri setiap hari hanyatermenung di depan tumpukan kertas-kertas goresan pena saya sendiri, bertanya-tanya mau di apakan nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H