Mohon tunggu...
Delia Rohmaningsih
Delia Rohmaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurusan Pendidikan IPA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

saya seorang mahasiswa yang sedang mengapgrade diri dan berusaha secara maksimal untuk masa depan yang lebih baik lagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Sejarah Profesi Guru dari Masa ke Masa

11 November 2024   19:40 Diperbarui: 11 November 2024   20:28 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Peran Guru sangat vital dalam membentuk karakter dan kualitas generasi penerus bangsa. Di Indonesia, perjalanan profesi ini telah melewati berbagai fase, mulai dari masa penjajahan hingga era kemerdekaan dan seterusnya. Guru tidak hanya berfungsi sebagai pendidik, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang berkontribusi dalam pembentukan identitas bangsa. Memahami kondisi dan peran guru serta organisasi yang mendukung mereka memberikan kita wawasan yang lebih dalam tentang kontribusi mereka terhadap pendidikan dan kemajuan masyarakat.

     Pada massa kemerdekaan guru menjadi agen perubahan pada massa itu. Menurut Ismail (2020), guru juga menjadi agen perubahan sosial dan berkontribusi pada kesadaran nasional serta pergerakan kemerdekaan, meskipun menghadapi tekanan dari pemerintah kolonial. PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), yang didirikan pada 25 November 1945

     Profesi guru merupakan salah satu profesi tertua, hal ini sudah terlihat ketika manusia sudah memasuki masa sejarah. Ketika manusia sudah mampu berpikir dan mengenal ilmu pengetahuan, di situlah terjadi proses pembelajaran yang dipimpin oleh guru.

Perkembangan Guru Masa Jepang 

     Masuknya Jepang ke Indonesia melalui gerakan 3A, yaitu Pelindung Asia, Cahaya Asia, dan Pemimpin Asia, membawa dampak signifikan bagi bangsa Indonesia setelah penjajahan Belanda, terutama dalam bidang pendidikan. Pada masa pendudukan Jepang, kondisi pendidikan jauh lebih buruk dibandingkan dengan era Hindia Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, peran guru di Indonesia mengalami perubahan signifikan. Guru mendapatkan penghormatan lebih tinggi dan pendidikan menjadi lebih terstruktur, dengan bahasa Indonesia menggantikan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah. Namun, pendidikan juga dimanfaatkan Jepang sebagai alat propaganda, di mana guru tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga agen penyebar ideologi Jepang.

     Selain itu, banyak guru terlibat dalam perjuangan kemerdekaan, dengan beberapa di antaranya menjadi agen rahasia dalam gerakan bawah tanah. Mereka turut menyebarkan informasi penting dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan, sekaligus menanamkan semangat nasionalisme di kalangan siswa. Guru pada masa itu tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pejuang kemerdekaan yang berperan penting dalam sejarah Indonesia.

     Di lansir dari halaman kompasiana Penghubung dengan Gerakan Kemerdekaan: Banyak guru pada masa itu juga terlibat secara aktif dalam gerakan kemerdekaan. Mereka dapat berperan sebagai penyambung lidah antara gerakan perlawanan dan masyarakat luas, serta mendorong semangat perlawanan dalam komunitas pendidikan. dari perjuangan yang telah di lakukan munculah organisasi keguruan yang ikut berperan dalam kepentingan guru dan membantu peningkatan pendidikan di indoneisa

PGRI dan Perannya Pasca Kemerdekaan

     Setelah kemerdekaan Indonesia, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan sebagai organisasi pertama yang mewakili kepentingan guru secara nasional. PGRI berperan penting dalam kemajuan pendidikan dengan mengadvokasi hak-hak guru, meningkatkan kesejahteraan mereka, serta terlibat dalam perumusan kebijakan pendidikan. Organisasi ini juga bekerja sama dengan berbagai organisasi profesi, federasi internasional, dan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut Kosasih, A. (2016) PGRI merupakan organisasi pelopor dan pejuang, karena itu para pendiri  PGRI mengangkat semangat itu ke dalam tujuan  pertama yang di atas. Sementara iu, tujuan yang  kedua sangat erat hubungannya dengan tugas  pokok dan fungsi anggota PGRI sebagai  pendidik bangsa, yang melalui proses pendidikan

Abad ke-20: Guru sebagai Pendidik Profesional

     Masuknya abad ke-20 membawa perubahan besar pada profesi guru. Guru tidak lagi hanya dianggap sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik profesional yang memiliki pelatihan khusus dan kompetensi yang terstandar. Guru mulai diwajibkan memiliki sertifikasi dan pendidikan formal sebelum mengajar di sekolah-sekolah.

     Di Indonesia, setelah kemerdekaan, guru memiliki peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdirinya organisasi seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menjadi wadah perjuangan bagi para guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan mereka.

Era Digital: Guru sebagai Fasilitator dan Inovator

     Pada abad ke-21, peran guru terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator dan inovator yang membantu siswa menemukan informasi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Tantangan yang dihadapi guru saat ini adalah bagaimana memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan relevan bagi generasi digital.

Masa Depan Profesi Guru

     Melihat jejak sejarahnya, profesi guru akan terus berkembang mengikuti perubahan zaman. Di masa depan, guru mungkin akan lebih fokus pada pengembangan karakter, keterampilan abad ke-21, dan pembelajaran seumur hidup (lifelong learning). Pendidikan tidak lagi hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk manusia yang kreatif, inovatif, dan mampu menghadapi tantangan global.

      Kesimpulannya, profesi guru telah melalui perjalanan panjang dan beragam dari masa ke masa. Namun, satu hal yang tetap konsisten adalah peran sentral mereka dalam membentuk masa depan melalui pendidikan. Guru bukan hanya pahlawan tanpa tanda jasa, tetapi juga pilar penting dalam membangun peradaban yang maju dan beradab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun