Muda, ganteng, cerdas, sukses, kaya dan sensasional, tak heran jika Elon Musk banyak menjadi idola kaum Zelenial dan Yelenial yang techno, digital dan kekinian. Gebrakan-gebrakan inovatif Elon yang sukses menginisiasi pembaruan-pembaruan di mobil listrik Tesla, roket SpaceX, satelit internet Starlink, layanan pembayaran Paypal, panel surya Solar City, kereta super cepat Hyperloop, mau tak mau seperti menyihir dan menginspirasi genX dan genY untuk meneladani kinerjanya. Elon berhasil menyeruak dan mencuri perhatian khalayak di antara superstar-superstar tekno lejen seperti Bill Gates, Steve Jobs, Mark Zuckerberg yang sudah menjadi ikonic sebelumnya.
Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga. Dipastikan di antara koleksi kesuksesan yang diukirnya, Elon pasti pernah atau akan mengalami momen jatuh yang mungkin tidak atau belum pernah dilihat khalayak. Nah saat ini kasus akuisisi platform media sosial twitter yang sempet dianggap sebagai salah satu momen kegagalan Elon dalam melakukan aksi inovasi yang diharapkan mengundang decak kagum. Pasalnya usai mengakuisisi twitter Elon dianggap melakukan gebrakan-gebrakan yang kontroversial dan tak populis.
Elon yang biasanya dipuja mendadak banyak menuai kritikan publik gara-gara twitter. Mulai dari pembatasan pengguna di twitter, memecat CEO lama twitter, memecat sebagian besar karyawan twitter, menarik pembayaran dari akun centang biru, membuka blokir akun Donald Trump, dan yang paling aktual sekarang ini adalah mengganti logo burung Larry Bird biru twitter menjadi logo X.
Meski dikritik habis-habisan, Elon tetap tak bergeming. Bahkan ketika Mark Zuckerberg dengan metanya mencuri peluang yang dibuang Elon dengan menciptakan threads. Kabarnya, Elon memiliki alasannya, rencana dan ambisi yang serius dan prospektif untuk mengembangkan twitter menjadi sebuah aplikasi super yang spektakuler dan mampu melakukan jauh lebih banyak hal yang menguntungkan warganet dibandingkan twitter sekarang dengan layanan spesialisnya yang menurut Elon terbatas.
Ketika kelahiran threads mendapatkan banyak dukungan dari pengguna twitter yang kecewa, secara naif bahkan Elon mengejeknya melalui parodi meme, logo burung twitter yang mencabik-cabik logo mirip kelabang milik threads. Kocaknya lagi, usai meledek logo threads, Elon justru mengganti logo burung biru twitter jagoannya dengan logo X yang menurut banyak kalangan setipe dengan logo threads.
Boleh jadi kejeniusan memang merupakan sebuah anugerah Tuhan yang sulit kita tebak wujudnya. Boleh jadi tipisnya perbedaan antara jenius, gila atau arogan bisa kita saksikan dari apa yang dilakukan Elon pada twitter sekarang ini. Kita yang menyaksikannya jadi dipenuhi dengan ribuan tanda tanya, apa jadinya twitter di masa depan setelah dioprek oleh Elon seperti sekarang ini? Akankah benar akan mampu menjadi aplikasi super yang kembali menakjubkan seperti halnya brand-brand spektakuler besutan Elon lainnya, atau malah hancur dan tak terselamatkan?
Yang jelas, diantara badai dampak negatif yang sekarang diderita Twitter karena ulikan Elon tersebut, saat ini mulai muncul riak-riak prestasi yang bisa jadi menunjukkan tanda-tanda kejeniusan Elon dalam merencanakan masa depan sebuah brand yang ditanganinya.
Kontroversial logo X yang menjadi logo baru twitter mendadak mampu mengukir sejarah dan mencetak rekor di Apple. Logo x yang semula tak bisa diaplikasikan di produk Apple karena terganjal oleh aturan Apple App Store akhirnya justru mengukir sejarah disana. Entah apa yang telah dilakukan Elon, Apple App Store yang semula memiliki aturan yang mewajibkan aplikasi yang didaftarkan wajib memiliki nama minimal dua karakter dan maksimal 30 karakter, akhirnya bisa menerima twitter X tersebut. Alhasil logo X twitter berhasil mencetak rekor dan mengukir sejarah sebagai applikasi berhuruf 1 pertama yang berhasil didaftarkan di Apple App Store.
Bahkan kesuksesan X twitter dalam menembus Apple App Store ini tak berhenti di situ saja. Keberanian Elon mengganti logo burung menjadi X, juga menciptakan harta karun baru yang segera viral. Mendadak logo burung twitter yang sebagian besar menghilang secara serentak ketika ter-update menjadi X, menjadi emas biru yang bernilai puluhan hingga ratusan juta.
Memanfaatkan romantisme para penggemar fanatik si burung biru twitter yang tak rela kehilangan kenangannya terhapus dari screen iPhone-nya, maka para pemilik iPhone yang masih memiliki logo twitter asli si burung biru menjualnya dengan harga tak bernalar di marketplace eBay. Seperti yang diberitakan Kompas (3/8) kemarin, berdasar laporan WCCFTech, ada pengguna yang menjual iPhone 11 Pro Max lengkap dengan logo aplikasi Twitter asli seharga 25.000 dollar AS atau setara 380 juta rupiah. Harga ini puluhan kali lipat lebih mahal dari harga iPhone 11 Pro Max versi baru. Bukan cuma satu orang saja yang menjual iPhone dengan logo Twitter Larry Bird. Pengguna lain ada yang mnjual iPhone dengan logo Twitter asli seharga antara 800 dollar AS hingga 1.000 dollar AS (sekitar Rp 12,1 juta hingga Rp 15,1 juta).
Sungguh luar biasa kan dampak dari gebrakan Elon tersebut? Jika dulu kita pernah mendengar adanya Elon Effect yang memiliki dampak luar biasa dan menyebabkan pasar bitcoin terpuruk, apakah yang terjadi sekarang juga merupakan Elon Effect lainnya dalam bentuknya yang berbeda?