Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

WWF dan McCann Sukses Mencuri Momen Perubahan Logo Twitter Menjadi Pesan Kepedulian

30 Juli 2023   08:35 Diperbarui: 30 Juli 2023   08:39 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Iklan WWF Jerman

Usai memparodikan logo pesaingnya yang baru lahir threads sebagai kelabang yang dipatuk dan dicabik-cabik oleh logo burung twitter, ternyata Elon Musk justru memusnahkan sang burung biru yang perkasa tersebut. Tetiba logo twitter digantikan dengan logo bergaya tipografi dari huruf "X" yang secara keseluruhannya nampak simpel dan serupa dengan kelugasan logo threads.Tentu saja keputusan Elon ini membuat khalayak terbelalak. Strategi apa yang tengah dijalankan manajemen baru twitter sehingga melakukan rebranding yang cukup kontroversial tersebut? Apakah strategi sosmed pada umumnya dimana sensasi, kontroversi, kehebohan, viral, dan tren pembicaraan menjadi fokus utama untuk menggaet minat pengguna?

Kalau memang itu tujuan awal yang diinginkan jelas Elon sukses melakukannya. Perubahan logo twitter langsung menjadi trending topik dan viral di seluruh dunia. Momen ini menjadikan twitter dibicarakan dimana-mana meskipun dengan sentimen negatif. Ada yang menyebutnya sebagai misi bunuh diri, dan bahkan di twitter Indonesia sendiri muncul trending topik "Goodbye Twitter" yang menyesalkan perubahan tersebut.

Mungkin Elon memang pintar membuat strategi yang jitu. Setelah umpan termakan, barulah Elon menjelaskan makna dari perubahan yang dilakukan tersebut. Ia menjelaskan bahwa X bukan sekadar nama semata, melainkan perwujudan nyata transformasi besar-besaran dari Twitter untuk menjadi sebuah aplikasi super (superapps) yang telah diupayakannya sejak beberapa waktu ini.  

"Nama Twitter masuk akal ketika kemampuannya hanya sebatas berbagi teks hingga 140 karakter. Namun, kini pengguna bisa mem-posting hampir semuanya, termasuk video berjam-jam," begitu cuitnya melalui akun X @elonmusk.

Apakah ambisi Elon ini akan terwujud? Entahlah, yang jelas kita hanya bisa menunggu apa saja gebrakan yang akan dilakukannya di saat-saat mendatang terkait perubahan twitter menjadi x tersebut.

Yang menarik saat ini adalah momen perubahan logo burung biru twitter menjadi x ini tengah mencuri perhatian banyak khalayak seluruh dunia. Ternyata momen spektakuler ini mampu dimanfaatkan oleh organisasi nirlaba dunia yang bergerak di bidang lingkungan WWF untuk menjadikannya sebagai kendaraan penyampai pesan perlunya kepedulian terhadap lingkungan.

Melalui peran kreatif dari advertising agensi McCann, maka terciptalah iklan cetak tentang pentingnya melindungi satwa liar sebelum itu terlambat, "Protect our wildlife, before it's too late." Iklan ini mampu mencuri momen rebranding twitter menjadi x, sebagai iklan layanan masyarakat tentang kepedulian lingkungan. Mampu membelokkan pembicaraan dari sekedar perubahan logo dan bisnis, menjadi pesan kesadaran betapa logo baru twitter tersebut justru menggambarkan kondisi memilukan penurunan populasi satwa liar menuju punah laiknya perjalanan burung twitter yang akhirnya hilang dan menjadi sebuah x semata.

Tentu saja, secara tak langsung iklan ini juga meningkatkan popularitas logo baru twitter yang berwujud x tersebut. Meskipun kita tak tahu apakah Elon sendiri juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan seperti halnya WWF atau malah tak perduli sama sekali dengannya.

Semoga saja, pesan yang disampaikan iklan ini "Protect our wildlife, before it's too late" benar-benar mampu mencuri perhatian publik, mendapatkan perhatian, menumbuhkan kesadaran dan sekaligus menggerakkan dukungan untuk melakukan aksi-aksi kepedulian lingkungan yang diperlukan. Tabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun