Kepedulian adalah kunci kedamaian. Karena itulah sebagai makhluk sosial yang berbudi luhur, manusia harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama makhluk hidup. Tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga peduli kepada makhluk-makhluk hidup yang lain. Baik kepada binatang, tumbuhan, alam lingkungan dan semuanya agar tercipta harmoni dan keseimbangan.
Mungkin karena didorong oleh rasa kepedulian yang tinggi untuk memuliakan sesama makhluk hidup inilah maka, Indira Ratnasari, seorang anggota tim Staf Khusus (Stafsus) Presiden dan Valentina Chandra, rela mengeluarkan dana hingga ratusan juta untuk menggelar seremoni pernikahan anjing peliharaannya. Tidak tanggung-tanggung, tidak hanya memanusiakan manusia semata, mungkin sebagai perwujudan untuk lebih memanusiakan binatang agar lebih berbudaya, maka pernikahan anjing yang digelar Indira ini menggunakan konsep seremoni, ritual dan adat-istiadat Jawa yang sakral.
adat Jawa. Mengadopsi prosesi pernikahan manusia yang nyata, acara yang dijadwalkan dimulai pukul 16.00 hingga 21.00 WIB ini dibuka dengan pemberkatan untuk kedua mempelai anjing yang dipimpin oleh Pastor Lorenzo Heli. Setelahnya kedua mempelai anjing ini pun diarak menuju area resepsi dengan didampingi orang tua alias pemilik yang juga menggunakan kebaya dan beskap tradisional Jawa berwarna hijau. Tak lupa diiringi pagar ayu dan pagar baagus, kedua mempelai anjing ini pun diarak menuju ke pelaminan.Â
Selayaknya pasangan manusia, sejoli anjing yang diberi nama Jojo dan Luna didandani dengan pakaianLayanan untuk tamu dan undangan yang hadir pun juga dilakukan dengan serius layaknya seremoni pernikahan yang sesungguhnya. Bahkan sang empunya gawe/hajatan tak segan menyediakan doorprize untuk tamu yang datang. Masing-masing undangan/tamu yang hadir diberi voucer yang kemudian bisa ditukarkan dengan undian yang bukan receh. Mereka yang beruntung bakal mendapat hadiah berupa mobil CRV mini yang bisa digunakan oleh binatang peliharaan mereka.
Tentu saja pernikahan serius dan mewah ini tidaklah murah. Berdasarkan pernyataan yang diberikan Indira dan Valentina usai pergelaran, mereka mengaku hajatan tersebut menghabiskan dana antara Rp100 juta-Rp200 jutaan untuk berbagai kebutuhan acara, seperti makan, minum, tempat acara, dekorasi, busana, hingga hiburan. Mereka mengaku tidak sayang mengeluarkan dana yang begitu besar karena hal itu merupakan tanggung jawab mereka sebagai pemilik binatang peliharaan.
Sontak, acara seremoni pernikahan anjing yang digelar mewah, unik dan kreatif ini pun viral di dunia sosial media. Sebagai sebuah pergelaran yang menghibur (entertaining), unik, berani dan kreatif, menurut Indira acara ini pun berhasil mendapatkan banyak sponsor terutama untuk produk-produk yang berkaitan dengan hewan peliharaan. Bisa jadi hajatan ini dianggap sebagai salah satu kreativitas bidang ekonomi kreatif yang membuat Indonesia dilirik khalayak dunia.
Melalui akun instagramnya, bahkan Valentina sempat mengungkapkan kebanggaannya karena telah menggelar acara tersebut. "Mungkin ini satu-satunya, pertama kalinya pernikahan anak bulu di Indonesia menggunakan adat budaya Indonesia. Tanpa sedikit melecehkan atau tidak menghormati budaya Indonesia, justru kami bangga," unggah Valentina di akun Instagram resmi Levoit Indonesia (@levoit_indonesia)."Saya sebagai orang Jawa asli, saya ingin banget budaya ini dikenal khalayak, mungkin sampai luar negeri sana," imbuhnya. Â
Namun pro dan kontra segera mencuat di kalangan warganet setelah pergelaran ini viral. Berbagai nyinyiran negatif dilontarkann oleh banyak warganet. Ada yang menganggap sebagai pelecehan adat dan budaya Jawa yang sakral. Ada yang mengkritiknya sebagai ketidakpekaan sosial di tengah kondisi masyarakat yang banyak dirundung ketidakberuntungan ekonomi.Terkait banyaknya nyinyiran dan hujatan yang dilontarkan warganet tersebut, Indira dan Valentina menyatakan tidak peduli karena itu merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab mereka sebagai pemilik binatang peliharaan.Â
Tapi bola gosip terus menggelinding bahwa berkembang dan dihubung-hubungkan dengan status pekerjaan Indira yang bekerja sebagai Anggota Tim Stafsus Presiden. Ada yang menyebutnya sebagai indikasi flexing yang menodai citra tim stafsus Presiden yang harusnya merakyat dan mengutamakan kesederhanaan hidup sebagai wujud kepedulian kepada wong cilik.
Memang, dalamnya laut bisa diduga, sedangkan dalamnya hati tak ada yang tahu. Lagi-lagi positif dan negatif sangatlah tentatif. Bagaimana pun juga pergelaran ini bisa dianggap ketidakpedulian jika disandingkan dengan fenomena-fenomena kemiskinan yang masih ada di negeri ini. Namun bisa juga dianggap sebagai kreativitas atau kepedulian yang memuliakan sesama makhluk hidup jika dilihat dari sisi pemerduli binatang peliharaan. Kesimpulannya silahkan kita putuskan masing-masing. Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H