Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sugeng Tindak, Pak Sapardi Djoko Damono, Tak Hanya Dukamu, Karyamu Abadi

19 Juli 2020   14:17 Diperbarui: 19 Juli 2020   15:11 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Pagi Indonesia karya Sapardi Djoko Damono - Sumber Foto: https:normantis.com 

YANG FANA ADALAH WAKTU

Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
"Tapi,
yang fana adalah waktu, bukan?"
tanyamu. Kita abadi.

1978
Buku: Hujan Bulan Juni (Grasindo -- 1994)
Karya: Sapardi Djoko Damono

Sekali lagi selamat jalan Pak Sapardi Djoko Damono, sugeng tindak menuju keabadian. Lagi-lagi seperti dalam puisimu, maafkan kita yang masih akan terus bercakap membicarakan puisi-puisimu yang akan terus kami baca sebagai pengisi jiwa kami. Meskipun para pengiring jenasah telah mengantarkanmu di liang lahat. Peristirahatan jasadmu yang tak abadi.

SAAT SEBELUM BERANGKAT

mengapa kita masih juga bercakap
hari hampir gelap
menyekap beribu kata di antara karangan bunga
di ruang semakin maya, dunia purnama

sampai tak ada yang sempat bertanya
mengapa musim tiba-tiba reda
kita di mana. Waktu seorang bertahan di sini
di luar para pengiring jenazah menanti

1967
Sapardi Djoko Damono
Buku: Hujan Bulan Juni

Sekarang sudah bulan Juli. Hujan pun jarang sekali menyambangi. Tentu saja berbeda dengan keindahan puisi-puisi yang kau tuliskan dalam "Hujan Bulan Juni, kepergianmu kali ini membuat kami benar-benar merasa bersedih. Biarlah hujan airmata di bulan Juli ini mengiringi kepergianmu dari kami. Karena engkaulah "Sang Hujan Bulan Juni" itu, sang pujangga sastra Indonesia. Tabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun