Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Coretan Menggairahkan dari Zaman Old Hingga Era 4.0 Seorang Dukun Gokil

18 Juli 2020   02:13 Diperbarui: 18 Juli 2020   02:14 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah dukun pada umumnya diartikan sebagai sebutan untuk orang pintar dalam arti non cendekiawan, non intelektual atau sains. Yaitu orang yang dianggap pintar bukan karena pendidikannya yang tinggi, tetapi dianggap pintar karena kemampuannya dalam hal-hal yang sulit dijelaskan nalar seperti supranatural, klenik, mistis maupun hal-hal yang dianggap tak masuk akal lainnya.

Tentu saja sudah galib jika orang pintar karena sekolah atau pendidikannya yang tinggi, biasa disebut sebagai cendekiawan atau intelektual seperti di atas.

Nah, bagaimana dengan kalangan orang-orang yang mumpuni, yang handal dan terkemuka karena talenta uniknya, kecerdasan abnormalnya, keberanian, kreativitas, semangat dan gairahnya yang selalu berkobar-kobar? Mungkin inilah alasan bagi Robert Nio alias Mang Ucup (MU) rela dirinya disebut dukun

Nampaknya, Robert Nio yang dulu sempat dikenal sebagai Yusuf Randy --mantan raja komputer Indonesia zaman dulu yang pernah bekerja di IBM Jerman dan kini tinggal di Belanda, bahkan tidak berkeberatan jika dirinya disebut sebagai dukun semata. Bahkan Mang Ucup juga rela disebut Gokil atau lengkapnya "Dukun Gokil" sebagai judul buku terbarunya.

Di era industri 4.0, era centennial atau generasi Z sekarang tentunya sebutan sebagai dukun bukanlah sebutan yang membanggakan. Bisa dianggap sebagai sebutan jadul, bahkan melecehkan. Apalagi tak tanggung-tanggung, Mang Ucup kali ini disebut sebagai "Dukun Gokil".

Apakah sebutan tersebut merupakan strategi memancing penasaran publik atau malah merupakan clickbait semata? Ternyata tidaklah demikian jika kita runut kenyataannya.

Nyatanya jika kita ketemu dan berbincang dengan Mang Ucup baik secara langsung maupun melalui media komunikasi apa saja, MU memang bolehlah kita beri gelar sebagai dukun tersebut. Pasalnya ucapan atau obrolan MU kerap sulit kita duga namun benar adanya.

Seperti laiknya laga pendekar dewa mabuk, melalui jurus kata-kata atau tulisan yang dilontarkannya, kita seperti dibacakan mantra-mantra yang membuat kita melek atas berbagai hal yang sebelumnya tidak kita sadari, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Melalui kekuatan ingatannya dalam menceritakan pengalamannya yang gokil, pengetahuannya yang luas, keberaniannya yang jempol, kejeliannya dalam melihat sesuatu secara subtil, dan kelakarnya yang kocak dan menyentil, kita memang seperti berhadapan dengan orang pintar atau dukun yang gokil.

Kumpulan tulisannya yang tersajikan dalam 198 halaman buku ini boleh jadi merupakan mantra utama sang dukun gokil ini yang siap menghipnotis kita untuk mempelajari segala hal di sekitar kita sebagai sesuatu yang pantas kita syukuri sepenuh hati.

Namun jangan khawatir, mantra-mantra yang dituliskan dukun gokil ini merupakan tulisan-tulisan MU yang menurut warganet penggemarnya di sosial media merupakan tulisan yang lezat untuk dikunyah pembacanya, enak untuk dimengerti dan diambil hikmahnya serta enteng gaya bahasa yang dijadikan bumbu-bumbunya.        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun