Kala itu bulan Mei sudah hampir berakhir. Segera berganti dengan bulan Juni yang diharapkan bisa menghadirkan keberuntungan dan peluang baru yang lebih bagus. Dari rimbunnya hutan, seekor gajah betina yang tengah mengandung nekat masuk ke kampung untuk mencari sediki makanan guna mengganjal perutnya yang kelaparan. Ternyata seperti halnya manusia, kehamilannya selalu membuatnya cepat merasa lapar dan butuh makan lebih banyak dari biasanya.Â
Sialnya di hutan tempat tinggalnya tidak cukup makanan yang tersedia untuknya.Mungkin karena tak tahan oleh desakan kelaparan itulah maka gajah betina yang sebelumnya hanya berkeliaran di hutan Taman Nasional Silent Valley di daerah Palakkad yang merupakan wilayah dari negara bagian Kerala India Selatan tersebut, akhirnya nekat membakar nyali dan memberanikan diri masuk ke sebuah kampung yang berada di dekat taman nasional tempat tinggalnya.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ternyata benar seperti dugaannya. Sesuai yang diharapkan gajah betina yang tengah hamil itupun seperti beruntung. Ia segera menemukan buah nenas dan buah-buahan lainnya yang sepertinya memang telah disediakan manusia untuknya. Tentu saja tanpa perlu basa-basi dan menunggu terlalu lama, sang gajah betina itu pun segera menyantapnya dengan lahap untuk mengobati rasa lapar yang menderanya.
Ternyata ia salah sangka dengan mempercayai kebaikan manusia. Buah nanas dan buah-buahan lain yang disantapnya dengan lahap, ternyata adalah jebakan yang mematikan. Manis di luar namun menikam dari dalam. Nanas dan buah-buahan tersebut ternyata telah diisi dengan petasan di dalamnya. Kelezatan yang dicecapnya lidah sang gajah, sejenak berubah menjadi siksaan yang menyakitkan. Secara bertubi-tubi buah-buahan tersebut meledak di mulutnya.Tentu saja sakitnya bukan kepalang rasanya.
Sang gajah betina yang tengah hamil itupun mencoba sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari ledakan-ledakan petasan yang membakar mulutnya. Dia berlari ke sungai untuk menyelamatkan dirinya dan juga anak yang tengah dikandungnya. Namun ternyata takdir berkehendak lain. Akhirnya gajah betina itupun mati berdiri di sungai dengan menahan rasa sakit terbakar yang luar biasa. Ia gagal menyelamatkan hidup dirinya dan juga anak yang masih dikandungnya.
hari lingkungan hidup sedunia. Sungguh cerita gajah betina hamil yang mati berdiri di Kerala India tersebut adalah catatan hitam yang patut untuk direnungkan secara mendalam. Apalagi peringatan hari lingkungan hidup sedunia ini, bertepatan dengan masih merebakna wabah corona, covid-19 ang masih menghantui kita semua. Ternyata makhluk mikroskopis yang super kecil tersebut mampu menakuti dan meneror kita semua. Lalu kenapa kita seringkali jumawa terhadap makhluk lainnya?Mungkin seperti itulah makhluk-makhluk yang ada di dunia, binatang liar, tumbuhan hutan dan banyak lainnya memandang kita. Manusia dianggap sebagai monster penghancur oleh binatang dan tumbuhan yang kecil-kecil, dan sebaliknya dipandang sebagai virus yang mematikan oleh tumbuhan dan binatang-binatang yang lebih besar dari kita.
Hari ini tanggal 5 Juni 2020, kita memperingatiBaik oleh makhluk yang lebih besar maupun lebih kecil, manusia dipandang sebagai wabah atau pandemi yang mengancam kelestarian hidup habitat mereka. Lalu apakah memang sudah tidak ada peluang lagi bagi semua makhluk di semesta ini untuk hidup harmonis agar semuanya hidup lestari bersama-sama?
Hari lingkungan hidup yang telah ditetapkan sejak 1972 lampau tersebut dilakukan untuk meningkatkan kesadaran global bagi manusia untuk mengambil tindakan positif dalam melindungi alam dan planet bumi ini. Namun harapan tersebut sepertinya masih jauh panggang daripada api. Kasus mati berdirinya gajah hamil di Kerala adalah salah satu potret kegagalan misi Hari Lingkungan Hidup ini.
Apalagi tema di hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2020 kali ini adalah "Time For Nature". Merupakan himbauan agar manusia semakin menyadari bahwa makanan yang kita makan, aair yang kita minum dan ruang hidup di planet bumi yang kita tinggali ini adalah persembahan terbaik dari alam yang harus kita jaga kelestariannya.
Peristiwa mati berdirinya gajah hamil di Kerala telah mencoreng muka kita. Karena itulah beberapa aktivis lingkungan hidup merasa berang dengan kejadian tersebut dan menggalang petisi online untuk menuntut orang-orang kejam terhadap gajah di Kerala melalui jalur hukum. Tujuannya adalah agar mereka kapok dan menjadi pelajaran bagi orang lainnya untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!