Momen lebaran sudah selayaknya diisi dengan kegiatan silaturahmi untuk saling memaafkan. Meskipun masih tak bisa ketemuan karena protokol #dirumahaja (stayathome) dan jaga jarak fisik (physical distancing), namun saling bermaafkan bisa dilakukan melalui berbagai kecanggihan teknologi komunikasi dan berbagai macam platform social media yang banyak digunakan masyarakat.
Mumpung lagi lebaran, marilah kita jadikan kesempatan bagi konten sosial media untuk bagikan semangat kebaikan. Hentikan sejenak nyinyiran, kritikan apalagi ujaran kebencian. Biarkan yang kembali ke suci (fitrah) tidak hanya hati dan diri kita, tetapi juga akun sosial media kita. Niscaya dengan kembali fitrah, aku social media kita bisa menjadi media mendulang berkah.
Namun sepertinya godaan untuk terus menyinyiri dan mengkritik adalah residu yang telah mengakar di banyak pemilik akun media sosial yang ada. Akibatnya meski nuansa saling bermaaf-maafan, saling bersilaturahmi dijalani di dunia nyata, tetapi tak begitu juga di dunia maya. Saling kritik dan cela-mencela tetap berjalan seperti biasanya. Bahkan ucapan permohonan maaf di social media, bisa menjelma sebagai senjata untuk menyerang golongan lainnya yang menjadi lawannya.
Sebut saja cuitan permohonan maaf yang dilakukan oleh akun twitter Denny Siregar. Memanfaatkan momen Idul Fitri 1441 H ini, Denny yang dikecam karena membawa urusan anak pasangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Annisa Pohan ke ranah politik, akhirnya mengucapkan permintaan maafnya.
“Mba @AnissaPohan dan mas @AgusYudhoyono minal aidin wal faidzin ya. Mohon maaf lahir batin kalau ada yang menyinggung kemarin,” tulis @Dennysiregar7 di Twitter Senin (25/5/2020).
Sayangnya niatan baik laki-laki yang dikenal sebagai Presiden Cebong Indonesia ini tercemari dengan godaan untuk tetap mencela lawan politiknya. Sebenarnya adalah baik pada kesempatan tersebut Denny Siregar juga menyempatkan diri untuk meminta maaf kepada kalangan yang disebut kadrun yang selama ini dikenal sebagai lawan wacana politiknya.
“Drun, besok Lebaran ya. Gua minta maaf karena selalu bilang elu kayak kanebo kering. Tapi itu hanya candaan kok, karena kalian imut2 menggemaskan, lebih mirip keset basah. Selamat Iedul Fitri, ya drun. Jangan masukin di hati twit2 gua. Tiada kesan tanpa kalian semua..,” tweet Denny menggoda.
Semoga saja itu hanya ditanggapi sebagai canda yang mampu menghangatkan suasana lebaran di tengah ancaman virus corona sekarang ini. Semoga tak ada yang tersulut emosinya, sehingga suasana lebaran di dunia sosia media bisa dipenuhi dengan saling mencela yang notabene akan mengotori hati kita.
Namun ternyata godaan akan nikmatnya mencela di sosial media tersebut tak hanya menimpa Denny Siregar. Pakar multimedia, telematika dan juga mantan politisi Partai Demokrat KRMT Roy Suryo ternyata juga terperosok pada godaan yang sama.
Sebagai seorang pakar teknologi informatika, multimedia dan telematika, Roy Suryo tiba-tiba tergoda untuk mengomentari video ucapan Selamat Idul Fitri 1441 Presiden Jokowi berdasarkan analisa pribadinya dari sisi-sisi minor yang sebenarnya tak perlu untuk dinyinyiri secara terbuka.
Sebenarnya, secara konten, video tersebut tak ada salahnya. Video ini menggambarkan saat-saat Presiden Joko Widodo didampingi ibu Iriana mengungkapkan tentang lebaran 2020 kali ini yang berbeda, yang tentunya dirasakan berat bagi semua disebabkan oleh wabah corona yang menimpa. Kemudian Jokowi dan Ibu Iriani memompa dan menyalakan semangat para pemirsa agar bisa sabar dan tabah dalam melalui ujian berat ini secara bersama-sama seluruh bangsa.
Ternyata di luar isi dan makna dari kata-kata yang diucapkan Jokowi tersebut, tiba-tiba Roy Suryo tergoda untuk mengomentari hal-hal yang sebenarnya bisa disebut sebagai recehan tehnik semata. Melalui cuitannya pada akun twitter resmi miliknya, Roy Suryo membeberkan analisanya yang dianggap banyak kalangan agak-agak menyindir seolah mengatakan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana tidak berpuasa karena adanya properti makanan dan minuman sebagai pelengkap visual shooting tersebut.