Membaca namanya pertama kali dalam sebuah judul berita, spontan membawa ingatanku pada mantan Menteri Pendidikan Nasional era presiden SBY yang juga sebelumnya pernah menjabat sebagai Menkominfo.Â
Ternyata referensi ingatanku tersebut salah total. Nama M. Nuh yang kubaca pada judul berita sebuah media kali ini adalah nama seorang buruh harian lepas. Tiba-tiba ia menjadi sensasi dan berhasil menjadi terkenal berkat keluguannya yang sensasional.Â
Tanpa sengaja, dirinya berhasil menjerumuskan tokoh-tokoh negara, tokoh politik, tokoh dunia hiburan yang tenama di negeri ini ke dalam sebuah jebakan prank terbesar sepanjang sejarah selama ini. Dan hebatnya hal itu dilakukan M. Nuh karena ketidaktahuan, kepolosan dan keluguannya terkait masalah ini.
Bagaimana tidak, dalam sebuah acara lelang yang digelar bebarengan dengan konser amal yang diinisiasi oleh MPR RI, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) M. Nuh berhasil menjadi seorang pemenang yang fenomenal.
Dalam lelang yang menyertai acara konser virtual 'Berbagi Kasih Bersama Bimbo' tersebut, tidak tanggung-tanggung M.Nuh berhasil memenangkan lelang sepeda motor bertanda tangan Presiden Jokowi dengan menyisihkan banyak pengusaha dan politisi tajir.Â
Sebut saja diantaranya ada pengusaha Manado Gabriele Mowengkang yang menawarkan harga Rp 2,5 miliar, politisi PDIP Maruara Sirait Rp 2,2 miliar, dan Warren Tanoe Soedibyo Rp 1,550 miliar. M.Nuh didaulat menjadi pemenang karena berani membeli sepeda motor bertanda tangan Presiden Jokowi tersebut dengan harga penawaran tertinggi yaitu Rp.2,550 miliar.
Sontak setelah ketok palu keputusan pemenang dalam prosesi lelang yang dipimpin langsung oleh Ketua MPR, Bambang Soesatyo, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Nasional (Kadin) Rosan Roslani tersebut, nama M.Nuh langsung tenar bukan kepalang. Semua perhatian langsung terpusat pada M.Nuh yang saat itu mengaku sebagai pengusaha batubara dari Jambi yang tinggal di kampung Manggis.
Para kuli tinta pengejar aktualita berita pun segera memburu ke kampung tempat tinggal yang disebutkan M.Nuh. Namun ternyata mereka semua harus menelan kekecewaan dan penasaran yang tidak terkira. Setelah disisir di kampung Manggis, ternyata tak ditemukan adanya pengusaha batubara kaya yang bernama M. Nuh. Berdasarkan perburuan berdasarkan data kependudukan (KTP) hanya ditemukan adanya nama M. Nuh yang lahir di Jambi pada 19 Maret 1974, beragama Islam dan sudah beristri yang dalam status pekerjaannya tertera berprofesi sebagai Buruh Harian Lepas (BLH).
Ternyata benar, M. Nuh yang nama lengkapnya Muhammad Nuh inilah yang memenangkan lelang sepeda motor listrik Gesits bertanda tangan presiden Jokowi kemarin. Memang benar M .Nuh yang merupakan warga RT/RW 020/000, Desa Sungai Asam, Kecamatan Pasar Jambi, Provinsi Jambi inilah yang ternyata memenangkan lelang tersebut. Karena kenyataannya M. Nuh hanyalah seorang buruh harian lepas maka gampang diduga, dirinya tentu saja tak mampu membayar biaya Rp 2,550 miliar atas lelang motor Gesits bertanda tangan Jokowi yang dimenangkannya.
Terkuaknya kenyataan tersebut sontak membuat khalayak umum gempar. Lantas, mengadaptasi fenomena prank yang tengah mengemuka, kasus M. Nuh inipun disebut sebagai rekor sebuah prank terbesar, yang paling spketakuler dan fenomenal dalam sejarah prank di Indonesia selama ini.
Bagaimana tidak, M. Nuh disebut berhasil membuat prank terbesar sepanjang sejarah karena mampu menjadikan momen elit dan glamour yang diselenggarakan koalisi lembaga-lembaga negara penting seperti MPR RI, BPIP dan BNPB sebagai korban prank yang dibuatnya. Secara personal jika dibeberkan yang menjadi korban prank M. Nuh juga tokoh-tokoh yang tidak main-main.Â