Tahukah Anda, dalam catatan sejarah ternyata Isaac Newton menemukan teori gravitasi dan kalkulus ketika melakukan #socialdistancing saat Inggris dilanda pandemi pes tahun 1665. Berdasar catatan, wabah tersebut telah membunuh sekitar 100.000 orang yang berarti 20% penduduk London pada waktu itu.
Namun benar seperti kata pepatah, dibalik setiap musibah selalu ada hikmah. Terbukti dibalik terjadinya pandemic pes di Inggris tersebut, Newton berhasil menemukan hokum grafitasi dan kalkulus yang selanjutnya membuat perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan bisa berkembang pesat hingga sekarang ini.
Pun seharusnya dengan yang terjadi di Indonesia. Meski tidak sehebat Isaac Newton, seorang anak kampung sini (akamsi) Purbalingga telah menciptakan wastafel tanpa keran dan tanpa lstrik anti corona.
Terinspirasi oleh kebiasaan orang Indonesia yang sering kali lupa mencuci keran airnya ketika mencuci tangan di wastafel maka Herlambang Indra termotivasi untuk menciptakan wastafel yang dinamainya wastafel injektur tersebut.
Memang sudah banyak wastafel digital yang canggih dengan sensor khusus yang otomatis mengalirkan air ketika tangan kita diletakkan di depannya.Â
Namun wastafel tersebut dipandang Herlambang terlalu mewah dan mahal untuk dipasangkan di kampung-kampung Indonesia. Apalagi kebutuhan aliran listrik untuk menghidupkan sensor membuat kelemahan tersendiri bagi wastafel canggih tersebut. Yaitu tidak bisa dibawa atau beroperasi di lokasi-lokasi yang tidak ada listriknya.
Nah kalau dari sudut pandang ini, wastafel injektur bisa dikatakan lebih canggih. Wastafel ini bisa diletakkan dimana saja tanpa butuh aliran listrik. Yang dibutuhkan cuma adanya aliran air saja.
Kok bisa? Ternyata ini rahasia dari temuan yang diciptakan Herlambang. Ternyata nama "injektur" adalah kunci dari teknologi wastafel ciptaan Herlambang. Injek itu artinya adalah diinjak pakai kaki, dan tur itu adalah kata bahasa jawa dari kata mantur yang artinya airnya mengucur. Jadi injektur itu artinya adalah jika diinjek airnya mantur (mancur).
Bukan menggunakan sensor yang canggih, sistem kerja wastafel injektur ini sangat sederhana. Pengguna wastafel cukup menginjak pedal yang ada di bawah wastafel maka sekitar 2-3 detik air pun akan mengalir. Pun sebaliknya untuk menghentikannya. Pengguna cukup melepaskan injakannya maka selang 2-3 detik airpun akan berhenti mengucur. Injakan pedal tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup keran pelampung yang ada di aliran air.
Semoga saja dengan temuan dari orang Purbalingga jebolah universitas Airlangga Surabaya ini gerakan cuci tangan untuk mencegah corona yang tengah digalakkan sekarang bisa berdampak secara maksimal. Cuci tangan benar-benar bisa membersihkan tangan dari virus corona karena tidak perlu tertular kembali oleh virus corona karena orang-orang malas mencuci kerannya.
Persis seperti yang dikatakan Herlambang Indra seperti yang dikutip nawalakarsa.com (30/3/2020), "Kenapa Inyonk bikin Injektur? Karena agak susah mengedukasi orang lain untuk mencuci keran air saat cuci tangan."