Mohon tunggu...
Rohmad Ari Wibowo
Rohmad Ari Wibowo Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru pembelajar

Seorang ayah dan guru yang suka main badminton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MGMP sebagai Wujud Lifelong Learning

24 September 2022   11:18 Diperbarui: 24 September 2022   11:30 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kualifikasi yang harus dimiliki seorang guru adalah kemampuan atau kompetensi profesional. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan bagaimana seorang guru cakap pada bidang yang digelutinya. Dari dasar inilah muncul konsep lifelong learning, belajar sepanjang hayat.

Seorang guru dituntut harus mau belajar sepanjang hidupnya. Selagi guru masih mau belajar dan mengembangkan dirinya, maka ia bisa disebut sebagai guru profesional. Belajar sepanjang hayat berarti belajar yang tidak mengenal tempat dan waktu. Belajar terjadi di mana saja dan kapan saja, bisa dilakukan oleh orang tua atau muda.

Belajar sepanjang waktu dilakukan agar guru senantiasa bisa memperbarui keilmuannya dengan segala pengetahuan terkini. Ini juga merupakan azas dari Ki Hajar Dewantoro bahwa seorang guru harus bisa mengadakan pembelajaran dengan mempertimbangkan kodrat anak dan zamannya. Tidak mungkin kita guru terus menggunakan teori maupun pendekatan yang sama seperti saat kita menjadi siswa dulu. Maka dari itu, guru terus dituntut untuk bisa belajar sepanjang hayat. Konsep ini memberikan kebebasan guru dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensi guru.

Beragam sumber belajar yang sangat mudah diperoleh sebenarnya bisa membantu guru dalam memeroleh informasi terbaru yang mendukung kerjanya. Namun sayangnya, banyak guru yang masih eggan untuk belajar. Berbagai alasan diungkapkan, seperti usia yang tak muda lagi, ketiadaan internet atau sumber belajar lainnya, sekolah dan rumah berada di daerah yang terpencil sehingga akses memeroleh sumber belajar terbatas.

 Alasan ini juga kerap membuat guru malas berinovasi dalam pembelajarannya. Hal ini tentu berakibat gaya konvensional yang muncul di kelas dan siswa bosan dengan itu. Salah satu upaya mengurangi akibat buruk itu adalah dengan menyelenggarakan pertemuan dengan sesama rekan guru dalam satu wilayah untuk mengadakan pelatihan atau sekedar sharing atas apa yang sudah dilakukan di masing-masing kelas.

Dalam kegiatan MGMP, para guru bisa saling bertukar informasi ataupun strategi dalam mengajar dan menerapkannya ke kelasnya sendiri. MGMP Matematika Kabupaten Gayo Lues pun mengadakan pembelajaran bersama bagaimana memanfaatkan akun geogebra dalam pembelajaran matematika.

Pada pelatihan ini, peserta atau guru-guru belajar bagaimana memanfaatkan akun geogebra dan membuat modul digital dalam geogebra. Pemanfaatan modul digital berbantuan geogebra ini terbilang masih baru bagi para guru. Salah satu penyebabnya adalah bahwa tidak semua tempat di Gayo sudah bisa memanfaatkan jaringan internet. Tetapi, hal ini tidak membuat mereka gentar. Mereka tetap mengikuti dan melaksanakan segala instruksi dari tutornya. Dari hasil pertemuan ini nantinya diharapkan para guru bisa langsung menerpakannya di kelas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun